KJA di Danau Batur, Kintamani. (BP/dok)

BANGLI, BALIPOST.com – Letupan belerang yang terjadi di Danau Batur, Kintamani beberapa hari lalu membuat pembudidaya ikan di danau setempat merugi. Pasalnya banyak ikan yang dibudidayakan dalam keramba jaring apung (KJA) menjadi mati.

Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Kabupaten Bangli mencatat, ikan di KJA yang mati mencapai 14 ton. Kematian ikan banyak dialami pembudidaya ikan di wilayah Desa Buahan dan Banjar Dukuh Desa Abang Batudinding.

Baca juga:  Turut Menjadi Pemicu Pendangkalan, KJA di Danau Batur Dikaji Ulang

Di Desa Buahan jumlah kematian ikan akibat letupan belerang terdata mencapai 11.950 kilogram. Sedangkan di Banjar Dukuh ikan mati terdata 2.400 kilogram. Jika dikalkulasikan, total kerugian yang dialami pembudidaya ikan di dua desa tersebut mencapai Rp 350-an juta.

Kepala Dinas PKP Kabupaten Bangli I Wayan Sarma Rabu (3/3) mengatakan saat ini kondisi air Danau batur secara kasat mata sudah normal. Angin kencang dan kabut tebal tidak ada.

Baca juga:  BPDASHL Berikan Pencacah Eceng Gondok ke Kelompok Masyarakat di Danau Batur 

Hanya saja warna air kehijauan masih nampak di beberapa titik seperti Songan, Kediasan, Buahan dan Terunyan. Dia berharap fenomena tahunan ini tidak meluas.

Pasca banyaknya kematian ikan di KJA, Sarma mengatakan yang perlu dilakukan pembudidaya ikan adalah membersihkan bangkai ikan dan perairan danau dari KJA tua. Untuk sementara pihaknya menyarankan jangan menebar benih ikan baru.

Membantu pembersihan perairan danau, pihaknya berencana turun ke danau Batur. Pihaknya juga telah mengajak Satpol Air Polres Bangli untuk bersama-sama masyarakat membersihkan perairan danau. (Dayu Rina/Balipost)

Baca juga:  Masyarakat Diminta Berperan Tangani Pandemi COVID-19
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *