DENPASAR, BALIPOST.com – Bali memiliki perbedaan kekuatan budaya dalam menarik kunjungan wisatawan jika dibandingkan dengan destinasi pariwisata, termasuk pengembangan 10 Bali baru yang dilakukan di sepuluh wilayah di luar Pulau Bali. Jika dibandingkan dengan alam di luar Bali, mereka jauh lebih indah.
Namun Bali memiliki budaya dan keramahan masyarakat dalam menghadapi dan memadukan diri dengan lingkungan alam semestanya. Oleh karena itu, keinginan Yayasan Bina Bangsa Unggul agar Bali memiliki Medical Destination sangat diapresiasi Wakil Gubernur (Wagub) Bali, Tjok. Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace). Hal ini disampaikan saat menerima audensi secara virtual dari Yayasan Bina Bangsa Unggul, di ruang kerjanya, Kamis (4/3).
Dikatakan, Bali yang kunjungan wisatawannya cukup tinggi sebelum pandemi Covid-19, pada hakekatnya harus memiliki medical destination agar mereka yang berkunjung ke Bali dan warga Bali yang ingin mendapatkan penanganan penyakit krusial tidak harus pergi ke Singapura ataupun Australia. Apalagi, Bali memiliki tenaga dokter yang cukup banyak sebagai penunjang medical destination tersebut.
Lebih jauh dikatakan, Bali dengan 10% alam buatan tentu saja masih kalah jauh dengan tempat atau destinasi lainnya, namun masyarakat yang ramah dengan rasa toleransi yang tinggi, serta adat istiadat yang kental menjadikan Bali memiliki kelebihan dan ketertarikan untuk dikunjungi. Apalagi, dengan visinya “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” yang merupakan penegasan konsep Tri Hita Karana nantinya akan berkaitan terhadap turunan konsep tata ruang di Bali.
“Turunan dari konsep tradisi kami kembali ke tanah atau konsep padma bhuana atau teratai dengan implementasi tata ruang sangat harmoni dengan alam. Konsep ini merupakan turunan dari konsep Tri Hita Karana, yakni dengan Bali ini dari karakter wilayah yang memiliki kekuatan spiritual mengatur Bali dengan sembilan dewa sebagai penjaganya. Namun kita fokus kepada lima dewa saja, yang mana di tengah ada Dewa Ciwa yang kekuatannya adalah seni dan budaya yang nantinya akan dikembangkan dikawasan gianyar dan Klungkung. Yakni Klungkung akan segera dibangun pusat kesenian Bali diatas lahan seluas 275 hektar, sedangkan pusat kesenian akan di garap di Ubud,” ungkap Cok Ace.
Lebih jauh, dipaparkan, Kawasan utara yang merupakan letak Dewa Wisnu akan berfokus kepada sumber daya air yang dijadikan pusat konservasi alam, yakni kawasan Bedugul dan Batur. Sehingga bagi wisatawan yang berkunjung di wilayah ini adalah mereka yang ingin berbaur dengan alam langsung.
Kawasan timur yang merupakan letak Dewa Iswara sebagai tempat terbitnya matahari dianggap sebagai kawasan suci. Di belahan timur Bali nampak sangat banyak didirikan pura Sad Kahyangan yang menjadi pusat spiritual bagi masyarakat Hindu di Bali.
Sedangkan selatan yang merupakan tempat Dewa Brahma dipercaya sebagai dapurnya pulau Bali. Dimana wisatawan yang masuk ke Bali melalui pintu bandara Ngurah Rai terletak di selatan, dan mereka sebagian besar memilih tinggal di hotel yang tersedia di kawasan Badung dan juga Sanur. Sehingga devisa yang masuk ke Bali melalui belahan Bali bagian selatan akan diatur juga bagi tujuh Kabupaten lain yang ada di Bali.
Dan barat sebagai tempatnya Dewa Sangkara merupakan kawasan yang nantinya akan dikembangkan untuk pertumbuhan ekonomi dibidang perikanan karena bali barat juga memiliki wilayah laut yang menghubungkan Bali dengan Jawa. “Dengan diterapkannya konsep padma bhuana ini diharapkan mampu menyeimbangkan Bali,” tegasnya. (Winatha/balipost)