DENPASAR, BALIPOST.com – Ditemukannya varian baru yang pertama kali ditemukan Inggris, B117, di Indonesia, disebut, tak perlu dibesar-besarkan. Karena varian ini hampir sama dengan yang sebelumnya.
Menurut ahli Virologi FKH Universitas Udayana, Prof. Dr. drh. I Gusti Ngurah Kade Mahardika, sebenarnya tidak ada perbedaan gejala antara varian ini dengan yang lain. Terkait varian B117 yang dianggap lebih mudah menular antar manusia, itu sudah terbantahkan.
Krena selama ini, anggapan itu muncul dari simulasi komputer yang menunjukan virus ini lebih mudah menular antarmanusia, katanya, Jumat (5/3).
Dikatakan, ada 5 varian besar di dunia, salah satunya B117 ini. Meskipun menurut WHO, dari dugaan hasil simulasi komputer menunjukkan kalau varian B117 yang cepat menular antarmanusia, ternyata, hasil simulasi tersebut tidak sepenuhnya benar.
Karena, seandainya varian ini mudah menular antarmanusia, tentu kasus di Inggris yang notabene asal mula varian ini, harusnya juga meningkat. Namun, justru di Inggris angka kasus malah menurun.
“Puncaknya pada awal Januari 2021, pada saat itu 70 ribu orang sehari terdeteksi di Inggris. Namun saat ini malah turun sebanyak 7.000 orang sehari. Artinya, dugaan varian ini lebih mudah menular antarmanusia, tidak benar atau terbantahkan,” katanya.
Dengan belum terbuktinya kalau varian ini bisa lebih mudah menular antarmanusia, dirinya menyampaikan, apa yang harus dilakukan di Indonesia, tidak perlu panik. Namun, intervensi work from home (WFH), menjaga jarak, memakai masker, ternyata juga sangat berperan terhadap penurunan kasus.
Dengan vaksinasi yang sudah berjalan, tentu jenis virus ini masih sangat efektif dengan vaksin yang ada. “Semua vaksin yang ada, yang sudah di approve di dunia, masih sangat efektif untuk semua jenis varian virus. Untuk itu, tidak perlu menginfokan kalau varian ini lebih cepat menular antar manusia. Apalagi sudah masuk Indonesia, tentu ini malah menjadi kekhawatiran masyarakat. Kan kasihan masyarakat,” katanya menyampaikan.
Untuk itu, pihaknya kembali menegaskan, meski varian B117 ini dikabarkan sudah masuk Indonesia, tidak perlu dikhawatirkan. Yang terpenting saat ini adalah, tetap dengan penerapan protokol kesehatan dan kedisiplinan, sambil menunggu vaksinasi mencapai 70 persen untuk masyarakat di Bali. “Bali hanya perlu 6 juta dosis vaksin. Ini yang perlu digenjot. Sehingga kita bisa keluar dari pandemi. Dengan adanya varian baru ini, kita tidak perlu panik,” tegasnya. (Yudi Karnaedi/balipost)