Umat Hindu saat mengikuti upacara mapepada di Catus Pata Klungkung. (BP/Istimewa)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Serangkaian upacara Tawur Agung Kesanga di Catus Pata Klungkung, seluruh sarana upacara hewan wewalungan disucikan melalui mapepada, Jumat (12/3). Mapepada berlangsung sakral, dan tetap dalam penerapan protokol kesehatan.

Bahkan, sebelum pelaksanaan upacara, panitia menyemprotkan cairan disinfektan di sekitar lokasi agar tetap steril dan aman dari COVID-19. Upacara mapepada kapuput Ida Pedanda Istri Anom dari Gria Jumpung Anyar Dawan Klod, Kecamatan Dawan, Klungkung.

Semua hewan disucikan atau dimuliakan dengan sarana tirta suci yang dipercikkan ke semua sarana upacara. Antara lain kerbau, banteng, penyu, kambing, banyak (angsa abu-abu), angsa putih, sembilan ayam dengan sembilan warna berbeda, itik blangkalung dan anjing bangbungkem.

Baca juga:  Penilaian Tuntas, Ini 32 Nominasi Ogoh-ogoh di Denpasar

Sebelum upacara inti dilakukan, semua sarana tersebut digiring ke arah sang sulinggih untuk diberikan tirta suci dan pengangge karawista dari ilalang sebagai bentuk penyucian sarana upacara ini.

Salah satu panitia upacara dari Dinas Kebudayaan dan Olahraga Klungkung, Dewa Ketut Soma, saat ditemui di lokasi, mengatakan upacara mapepada identik dengan penggunaan hewan berkaki dua, hewan berkaki empat, hewan yang tumbuh di darat, hewan yang tumbuh di air, hewan yang bisa tumbuh di darat dan di air, dan hewan yang bisa terbang. Penggunaan wewalungan, kata dia, tergantung dari besar kecilnya upakara yang akan dipersembahkan.

Baca juga:  Peringati Hari Raya Nyepi, BRI Peduli Bagikan Bantuan Sembako di Bali

Selanjutnya upacara mapepada dilanjutkan dengan mengelilingi lokasi upacara sebanyak tiga kali (prasawia), baik sarana upacara, wewalungan yang akan digunakan upacara, alat untuk mengolahnya nanti hingga kayu bakar untuk sarana upacara mengelilingi Catus Pata Klungkung.

“Semua hewan ini akan diolah menjadi berbagai jenis ulam banten. Ketika sulinggih mepuja, menuntun semua binatang ini untuk lebih mulia hidupnya (memarisuda semua binatang),” kata Dewa Soma yang juga dikenal sebagai budayawan ini.

Baca juga:  Bangkit dari Pandemi, Warga Dilatih Bertani Hidroponik

Kemudian, upacara dilanjutkan dengan persembahyangan bersama oleh umat Hindu di Catus Pata. Hadir dari desa pemucuk atau pelaksana upacara, yakni Desa Dawan Klod. Ritual ini juga dihadiri Ibu Ayu Suwirta (Istri Bupati Klungkung), Sekda Klungkung Gde Putu Winastra, pejabat daerah hingga pegawai di jajaran Dinas Kebudayaan dan Olahraga Kabupaten Klungkung. (Bagiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *