Gojek menerapkan prokes ketat bagi para mitra untuk mencegah meluasnya penyebaran COVID-19. (BP/Istimewa)

JAKARTA, BALIPOST.com – Komitmen Gojek untuk memberikan perlindungan kesehatan dan keamanan kepada mitra driver dan pelanggan sejak pandemi COVID-19 berlangsung dinilai sebagai yang terbaik. Paling tidak itu merupakan hasil riset Sekolah Bisnis dan Manajemen, Institut Teknologi Bandung (SBM ITB).

Dalam risetnya, SBM ITB, menyebutkan Gojek telah menerapkan standar protokol kesehatan dan keamanan paling lengkap dan paling ketat. Terutama untuk layanan angkutan daring, di antara penyedia jasa sejenis lainnya di banyak negara.

Dalam riset di 2020 ini, SBM ITB membandingkan penerapan kebijakan protokol kesehatan pada 13 perusahaan penyedia layanan transportasi daring di 10 negara sebagai bentuk perhatian mereka terhadap aspek keamanan dan keselamatan dari mitra pengemudi dan pelanggannya. Protocol Kesehatan yang dimaksud di sini adalah protocol J3K, yaitu Jaga Kesehatan, Kebersihan dan Keamanan.

Baca juga:  Meski Diberlakukan Program Ini, Serapan Gabah Petani Masih Tergolong Minim

“Protokol J3K Gojek telah dikenal sebagai protokol kesehatan berstandar tinggi untuk layanan angkutan online. Dikatakan berstandar tinggi karena aspek keamanan Gojek tidak seperti para pemain lainnya di industri yang hanya diterapkan saat penumpang bersama mitra pengemudi, tetapi bahkan sejak sebelum penumpang bersama mitra pengemudi,” jelas Direktur Center for Policy and Public Management SBM ITB Yudo Anggoro dalam rilis, Selasa (16/3).

Yugo membandingkan layanan Gojek dengan perusahaan transportasi daring di beberapa negara lainnya, seperti di Nigeria yang hanya menerapkan penggunaan helm sendiri bagi pengguna atau hanya menyediakan hand sanitizer saja. Sementara itu di Inggris, penyedia transportasi daring, Lyft, menerapkan penggunaan partisi dan masker bagi mitra pengemudinya.

Baca juga:  KKB Pimpinan Lamek Tablo Bakar Fasilitas Umum di Kiwirok

“Di Gojek, aspek kesehatan dan keamanan ini sangat menyeluruh, seperti masker wajib ada, kendaraan wajib didisinfektan, lalu dipasang ada sekat antara pengemudi dan pengguna, dan pengemudi wajib diukur dulu suhu tubuhnya, protokol itu rutin harus dilakukan dan itu yang membuat standar layanan Gojek lebih komprehensif dan sudah memenuhi aspirasi penggunanya,” sambungnya.

Chief Transport Officer Gojek Raditya Wibowo menyatakan bahwa protokol J3K Gojek difokuskan pada tiga pilar utama, yakni pilar Edukasi, Teknologi, dan Infrastruktur yang saling melengkapi. Tiga pilar ini berfungsi untuk terus mendorong kebiasaan taat protokol kesehatan yang telah terbentuk di masyarakat dapat terus dijalankan secara ketat.

Baca juga:  Perjuangkan Rp 12,167 Triliun untuk Infrastruktur, Gubernur Koster Patut Diapresiasi

Raditya menambahkan dari ketiga pilar tersebut, pilar edukasi memiliki peran paling besar dalam membentuk kebiasaan positif para pengguna ekosistem.

“Data internal kami bahkan menunjukkan ada lebih dari 700.000 penolakan order yang dilakukan mitra driver kepada pelanggan yang tidak memakai masker,” katanya.

Raditya menambahkan, Gojek percaya bahwa setiap orang memiliki peran dalam menjaga kesehatan, kebersihan, dan keamanan satu sama lain. Oleh karena itu, Gojek menghadirkan gerakan #PesanDariRumah yang terinspirasi dari aspirasi keluarga mitra driver untuk selalu mengingatkan dan meningkatkan kedisiplinan serta tanggung jawab bersama antara pelanggan serta mitra driver dalam menerapkan protokol J3K selama berkendara. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *