DENPASAR, BALIPOST.com – Sebagaimana diprediksi sejak awal calon tunggal Nyoman Sukanada bakal kembali memimpin induk organisasi bola voli di Bali masa bakti 2021-2025, dalam Musprov di Denpasar, Sabtu (20/3). Musprov yang dirangkaikan dengan raker, memutuskan batasan usia atlet Porprov kelahiran 1 Januari 1999.
Dalam Musprov yang dihadiri delapan Pengkab dan Pengkot PBVSI minus Bangli, sepakat mencalonkan kembali Nyoman Sukanada, sehingga pemilihan berlangsung secara aklamasi. Usai terpilih kembali, Sukanada menegaskan, berdasarkan Rakerprov KONI Bali mayoritas KONI daerah sepakat Porprov digelar pada 2022. “Kami berharap pelaksanaan Porprov bisa terwujud tahun depan,” ungkap dia.
Ia bertekad mengembalikan kejayaan prestasi bola voli di kancah nasional, persisnya ketika pada PON di Kaltim (2008) tim bola voli indoor meraih medali perunggu, sedangkan tim voli pantai merebut perak. “Kami ingin pebola voli Bali bisa mengukir prestasi nasional,” tuturnya. Bahkan, pihaknya ingin Bali menjadi tuan rumah Liga Bola Voli untuk seri nasional.
Menurut dia, Bali memiliki venue yang bisa dipakai liga voli nasional, seperti Denpasar, Badung, Gianyar, Klungkung dan Jembrana. Ia pun ingin menggelar turnamen Piala Gubernur, bertujuan mewadahi seluruh Pengkab dan Pengkot PBVSI se-Bali. “Kami ingin menggeliatkan pembinaan bola voli sejak usia dini. Apalagi di tiap daerah sudah menggelar Porsenijar,” kata dia.
Pada bagian lain, Ketua Umum KONI Bali Ketut Suwandi berpesan, supaya prestasi bola voli merata ke seluruh pelosok di Bali. Caranya, tiap kabupaten memiliki pelatih berkualitas dan dibarengi sport science. “Jadi, pembinaan bola voli di daerah yang marak galadesa harus menerapkan sport science, mulai kekuatan otot, tulang, sampai asupan makanan yang harus dikonsumsi,” ujar Suwandi.
Diakuinya, selama ini prestasi bola voli di ajang Porprov hanya berkutat pada Denpasar, Badung dan Gianyar. “Bagaimana pola pembinaan kabupaten lainnya. Saya minta pemerataan prestasi bola voli di seluruh kabupaten, sehingga tim juara Porprov sulit diprediksi dan susah ditebak. Kalau selama ini juara Porprov hanya menaungi tiga daerah tersebut,” jelasnya. (Daniel Fajry/balipost)