Menparekraf, Sandiaga Uno. (BP/Antara)

JAKARTA, BALIPOST.com – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno kembali mengungkapkan upaya untuk tidak terlalu tergantung pada wisatawan mancanegara. Ia pun mengatakan akan mengubah target dari kuantitas menjadi kualitas.

Sandiaga yang berbicara dalam diskusi daring bertajuk “Reimagining The Future of Indonesia,” di Jakarta, Senin (22/3) dikutip dari Kantor Berita Antara, mengatakan kini target Kemenparekraf tak lagi berfokus pada jumlah wisatawan yang hadir. Melainkan meningkatkan kualitas dan mengandalkan wisatawan Nusantara.

“Selama ini kita kan selalu memasang target berapa banyak jumlah wisatawan yang hadir ke Indonesia. Saya ingin mengubah target itu dari quantity menjadi quality. Kami juga tidak mau hanya mengandalkan kepada wisatawan mancanegara tapi juga harus menambah jumlah wisatawan nusantara,” tambah Menparekraf.

Baca juga:  DTW Dibuka, Ribuan Wisdom Didominasi Jakarta ke Bali

Untuk mencapai target tersebut, kata dia, Kemenparekraf melakukan dua kampanye nasional yaitu Bangga Buatan Indonesia dan Bangga Berwisata di Indonesia. Karena itu, Kemenparekraf perlu berkolaborasi dengan sejumlah pihak, termasuk dengan media untuk bisa kembali membangkitkan  pariwisata dan ekonomi kreatif.

Selain itu, lanjut dia, pemerintah juga mempunyai 5 destinasi Bali baru yang diharapkan bisa mempercepat pemulihan industri pariwisata. “Jadi, kita tetap berharap jumlah wisatawan ke Bali tetap meningkat namun, dengan adanya 5 Bali baru ini bisa menambah jumlah wisatawan. Jadi 5 Bali baru ini tidak mengambil kuenya Bali, tapi justru untuk memperbesar jumlah wisatawan sehingga bisa memperbesar kontribusi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif terhadap PDB,” jelas Menparekraf.

Baca juga:  Delegasi IMF-WB Annual Meeting Ditawari Cruise dengan Phinisi ke Labuan Bajo

Ia optimistis kebangkitan industri pariwisata dan ekonomi kreatif pada tahun ini akan membantu pemulihan ekonomi nasional. “Bringing back tourism means bringing back economy. Karena industri pariwisata itu adalah beacons of hope yang bisa membuka peluang tenaga kerja. Saya berharap semua destinasi wisata sudah menjalankan dengan ketat protokol kesehatan sehingga wisatawan tidak ragu lagi untuk berlibur,” jelas Menparekraf.

Pariwisata termasuk salah satu sektor yang terkena dampak paling parah dari pandemi COVID-19. Kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) turun dari 16 juta pada 2019 menjadi 4,08 juta pada 2020 atau sebanyak 75 persen.

Baca juga:  Tokoh Revolusioner Perkembangan Hindu

Kemudian pada 2019 devisa sektor pariwisata mencapai 16,9 miliar dolar AS. Namun, pada 2020 turun drastis menjadi 3,54 miliar dolar AS.

Begitu juga dengan jumlah tenaga kerja pariwisata mengalami penurunan menjadi 13,97 juta orang di 2020 dari sebelumnya 14,96 juta orang pada 2019. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *