MANGUPURA, BALIPOST.com – Selain fokus terhadap vaksinasi bagi pelaku dan tenaga kerja pariwisata Bali, Kementerian Pariwisata Ekonomi dan Kreatif (Kemenparekraf) juga tengah merancang sejumlah persiapan kembalinya wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada Juni-Juli. Salah satunya dengan penyediaan aplikasi digital untuk mendukung konsep Free COVID-19 Corridor (FCC) bagi dibukanya kembali pariwisata internasional Bali.
Menurut Menparekraf, Sandiaga Uno, Senin (22/3), pihaknya berupaya menyediakan sebuah aplikasi yang dinamakan Tlusure. Aplikasi ini akan memberinkan informasi terkait kepatuhan protokol kesehatan (prokes).
Aplikasi Tlusure ini nantinya akan memberikan informasi tentang lokasi dan kondisi destinasi wisata di Bali yang masuk di dalam zona hijau, dalam berbagai situasi. Selain akan memberikan keamanan dan kenyamanan bagi wisatawan saat berlibur, penyediaan aplikasi akan membantu upaya pemerintah dalam melakukan tracing, tracking, dan testing pencegahan penularan COVID-19.
Ia mengatakan waktu yang diberikan untuk rencana membuka pariwisata internasional di Juni dan Juli ini, benar-benar harus disiapkan. Untuk itu pihaknya juga meminta bantuan semua pihak untuk ikut mengawasi penerapan prokes, karena hanya dengan prokes ini pandemi bisa dikurangi. “Kita sudah ada aplikasinya dan sudah diluncurkan serta diuji coba, yang namanya aplikasi Tlusure,” katanya disela meninjau pelaksanaan vaksinasi di DTW Uluwatu.
Selain berupaya menyediakan aplikasi digital, Kemenparekraf bersama BI dan pihak perbankan, juga telah menggenjot pemberlakuan sistem standar pembayaran dengan metode digital QRIS, untuk wisatawan. Hal tersebut merupakan bagian dari adaptasi protokol kesehatan, yaitu transaksi tanpa uang tunai, tanpa sentuhan dan tanpa kontak langsung.
Sementara itu, Manager Pengelola Obyek Wisata Kawasan Luar Pura Uluwatu, I Wayan Wijana menyampaikan kesiapan dalam menyambut dibukanya gerbang pariwisata internasional. Ia mengatakan pihaknya sudah melakukan berbagai persiapan. Mulai dari penyediaan protokol kesehatan hingga vaksinasi.
Untuk vaksinasi dilakukan mulai dari petugas jaga, pemandu, pedagang hingga penari kecak. Dari data yang dimiliki, bahwa pihaknya sudah melakukan vaksinasi sebanyak 400 orang atau sekitar 95 persen dari seluruh stakeholder di Uluwatu. “Bukti kesiapan kita, semua stakeholder di Uluwatu ini mulai divaksin pada tanggal 20 Maret lalu dan 22 Maret. Jadi totalnya sudah 400 orang,” bebernya. (Yudi Karnaedi/balipost)