GIANYAR, BALIPOST.com – Gianyar telah mengembangkan cabor bela diri muaythai pada dua tempat latihan (camp). Kedua camp muaythai yakni Kebo Iwa Fight Club dan Cangi Fight Club merupakan tempat pembinaan dan penempaan atlet muaythai untuk disiapkan berlaga ke kancah nasional.
Pelatih muaythai Gianyar Teddy Indika Putra, di Gianyar, Selasa (23/3) menyebutkan, dirinya saat ini melatih 15 atlet muaythai, ditambah sekitar 10 atlet pelapis. “Kami akui saat ini lima atlet muaythai Gianyar siap berlaga pada event nasional. Mereka terdiri atas empat atlet tarung atau laga, serta seorang atlet seni (waikru),” ucap Teddy.
Ia mengakui, di Kendari, Sulawesi Tenggara, telah digelar Liga Nasional (Liginas). Hanya, mereka yang turun adalah atlet muaythai SEA Games dan PON, sehingga atlet Gianyar belum siap. “Namun ke depan kami optimis Gianyar bisa menerjunkan atletnya pada level nasional,” tuturnya,
Dikemukakan, cabor muaythai merupakan olahraga bela diri yang keras dan bebas, serta full kontak bodi. “Jadi, untuk nomor laga pada bela diri muaythai ini atletnya diperbolehkan menyikut maupun pakai lutut,” kata dia. Teddy baru saja mengikuti penataran dan sertifikasi pelatih nasional muaythai tingkat dasar di Kendari, 18-22 Maret.
Ia merinci, Bali mengirimkan dua pelatih dan seorang lagi berasal dari Badung, serta mengirimkan dua wasit dan juri, sehingga Bali total mengirimkan empat pelatih dan wasit juri yang mengikuti penataran nasional. “Kami mengikuti penataran selama beberapa hari di Hotel Azizah Kendari,” ujarnya.
Selama mengikuti penataran nasional tingkat dasar, Teddy diberikan materi mengukur kebugaran tubuh atlet (VO 2 Max), serta membekali jurus dan kiat bagaimana atlet muaythai melakukan akurasi tendangan maupun pukulan. “Kami juga dibekali psikologi atlet, termasuk penggenjotan fisik,” sebut dia.
Teddy cukup berbangga, sebab dirinya dinobatkan menjadi peserta terbaik di antara 25 peserta dari seluruh provinsi yang mengikuti penataran pelatih nasional tingkat dasar. Selain itu, untuk penataran pelatih tingkat lanjutan juga diikuti 25 peserta. “Saya kira nominator untuk peserta terbaik pelatih nasional tingkat lanjutan hanya sedikit, sementara calon lulusan pelatih terbaik untuk penataran pelatih tingkat dasar cukup banyak, sehingga persaingannya sangat ketat,” beber Teddy. (Daniel Fajry/Balipost)