Suasana pemelastian dengan cara ngubeng di bencingah Pura Agung Besakih. (BP/Istimewa)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Masih dalam situasi pandemi COVID-19, pelaksanaan upacara pemelastian Ida Bhatara serangkaian Ida Bhatara Turun Kabeh (IBTK), tidak dilakukan ke Yeh Sah, Desa Menanga, Kecamatan Rendang, Jumat (26/3). Upacara pemelastian, hanya dilakukan dengan ngubeng di bencingah (halaman depan) Pura Agung Besakih.

Bendesa Adat Besakih, Jro Mangku Widiartha, sebelum pelaksanaan melasti sebelumnya diawali Kamis (25/3) dengan menggelar pemendak Ida Bhatara tirta Sad Kayangan dari Pura Andakasa, Batukaru, Lempuyang, Klotok, Ulun Danu Batur, Pucak Mangu, dan Giri Kusuma Gunung Agung. “Setelah nuwur tirta, kita laksanakan upacara nedunang pralingga (pratima) Ida Bhatara yang ada di Pura Agung Besakih ke Pesamuhan Agung,” ucapnya.

Baca juga:  Pekan Pertama IBTK, Pemedek Tangkil ke Pura Besakih Belum Terlalu Ramai

Widiartha, menambahkan, untuk pelaksanaan melasti pralingga Ida Bhatara, memang tidak dilakukan seperti karya-karya tahun sebelumnya. Semua pralingga Ida Bhatara memargi ke tempat pasucian Tegal Suci maupun Toya Sah. Khusus untuk tahun ini, upacara melasti ke Toya Sah hanya dilakukan secara ngubeng.

“Pralingga Ida Bhatara tidak munggah di atas jempana, melainkan dipundut oleh krama dari pemaksaan masing-masing. Ada sebanyak 23 pralingga Ida Bhatara yang memargi untuk melasti ngubeng ini. Untuk pralingga ida bharata yang pertama memargi (berjalan) menuju Bencingah Agung, yakni pralingga ida bhatara lingsir, ida bhatara kiduling kreteg, dan diikuti oleh pralingga ida bhatara yang lainnya,” katanya.

Baca juga:  Wisatawan Dilarang ke Besakih, Warga Masuk KRB Tetap Didata

Dia menjelaskan, setelah seluruh pralingga ida bhatara malingggih di tempat yang sudah dibuatkan di Bencingah Agung Besakih. Setelah itu, dilanjutkan melaksanakan prosesi sarana upacara berupa banten ayaban, caru, pebangkit, dan lain sebagainya.

Upacara dipuput langsung oleh sulinggih. Sesudah sulinggih munggah di bale pawedaan, dilanjutkan upacara nunas tirta ke pasucian Toya Sah.

“Setelah itu dilanjutkan upacara masucian ida bhatara. Setelah upacara melasti ngubeng, dilanjutkan Ida Bhatara mewali ke pasimpenan. Tapi, sebelum mewali dilakukan pemendak di ambal-ambal seperti yang sebelumnya,” jelasnya. (Eka Parananda/balipost)

Baca juga:  Sekda yang Sempat Jadi Loper ”Bali Post”
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *