DENPASAR, BALIPOST.com – Umat Hindu diajak memaknai perayaan Nyepi sebagai upaya introspeksi diri dalam mewujudkan keharmonisan dan kedamaian. Ini, merupakan pesan yang disampaikan Presiden Joko Widodo saat hadir secara virtual dalam perayaan Dharma Santi Nyepi Saka 1943, Sabtu (27/3) disaksikan secara streaming dari Kanal YouTube Bimas Hindu RI.
Presiden Joko Widodo mengucapkan terima kasih karena umat Hindu bisa melakukan perayaan Nyepi dengan mengikuti protokol kesehatan. Hal ini sesuai dengan catur brata penyepian yang dijalankan umat Hindu saat Nyepi.
Yakni Amati Geni (tidak menyalakan api), Amati Karya (tidak melakukan kerja fisik), Amati Lelungan (tidak bepergian), dan Amati Lelanguan (tidak menikmati segala macam hiburan).
Ia pun mengatakan dengan menjalankan rangkaian Nyepi ini, umat Hindu memberikan jeda waktu kepada alam semesta utnuk menata kembali keseimbangannya, memuliakan alam, dan juga memuliakan harkat dan martabat kemanusiaan. “Dalam menjalankan ajaran agama, umat Hindu selalu menyatu dengan adat istiadat dan budaya bangsa yang adiluhung,” ujarnya.
Juga senantiasa menjaga mahakarya yang tersebar di seluruh Indonesia. Di Jawa ada banyak candi yang menyimpan sejarah dan nilai-nilai luhur.
Salah satunya Candi Prambanan yang sudah mendapatkan pengakuan UNESCO sebagai situs warisan dunia. Candi Prambanan sama halnya dengan Borobudur merupakan mahakarya yang membuktikan kemampuan dan keunggulan bangsa di masa lalu.
Candi Prambanan dibangun berdampingan dengan Candi Sewu yang bercorak Budha. Ini mengajarkan kepada semuanya bahwa toleransi dan hidup rukun antar umat beragama sudah dipraktekkan sejak dulu. “Bhineka Tunggal Ika merupakan DNA bangsa Indonesia,” tegasnya.
Warisan sejarah ini sangat potensial dikembangkan dan dimanfaatkan untuk kemajuan bangsa. Sebagai bahan riset dan juga dapat dikembangkan dan dikemas secara profesional sebagai tujuan wisata yang mampu menarik wisatawan domestik dan mancanegara untuk lebih mengenali dan mencintai peninggalan sejarah bangsa Indonesia. Juga menyejahterakan masyarakat sekitarnya.
Ia mengajak umat Hindu di seluruh Tanah Air menjadikan Nyepi sebagai momentum introspeksi, mulat sarira, menata kembali sikap dan perilaku dalam menjaga keharmonisan dengan alam, sesama manusia, dan sang pencipta. “Sehingga pergantian Tahun Baru Saka akan bisa memberikan vibrasi positif bagi kehidupan kita yang baru untuk selalu memayu hayuning bawana (memperindah keindahan dunia, red). Sebagai ikhtiar kita bersama mewujudkan keharmonisan, kedamaian, dan jagadhita,” tutupnya. (Diah Dewi/balipost)