DENPASAR, BALIPOST.com – Pengprov Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Bali menggelar event nasional bertajuk “Road to PON XX” di Lapangan Alit Saputra Tabanan, pada 3-7 April. Event ini melibatkan sekitar 150 atlet PON dari 11 provinsi.
Tujuannya, untuk mengukur kemampuan atlet PON dari berbagai daerah, sebelum mereka berlaga resmi di ajang PON Papua. Wakil Ketua Pengprov FPTI Bali Suhardi Eka Prasetia, di Denpasar, Rabu (31/3) mengemukakan, ke-11 provinsi yang menerjunkan atlet PON, berdatangan antara lain dari Jatim, NTB, Jateng, Riau, Jabar, Kaltim dan DKI.
“Di ajang Road to PON inilah para atlet PON dari berbagai daerah yang telah melaksanakan program Pelatda, akan diuji dalam event sesungguhnya,” tutur Suhardi.
Dijelaskannya, nomor yang dipertandingkan seperti boulder, speed, lead, serta combine baik perorangan maupun beregu. “Event ini digelar saat masa pandemi COVID-19. Oleh sebab itu, kami akan tetap memberlakukan protokol kesehatan cukup ketat,” ucapnya.
Dicontohkan, para atlet harus menjalani rapid antigen, wajib pakai masker, menjaga jarak, rajin mencuci tangan, serta menggunakan alat tersendiri. “Kami sarankan tiap kontingen menyediakan tali sendiri dan tidak boleh bergantian atau saling meminjam,” pesannya.
Selain itu, pihak panitia juga menyiapkan tenaga medis dari dinas kesehatan. Dia merencanakan, atlet luar Bali dijadwalkan tiba di Pulau Dewata, pada Sabtu (2/4).
Suhardi yang juga pelatih tim PON Bali menuturkan, pihaknya menurunkan tujuh atlet PON. Sedangkan seorang atlet PON Desak Made Rita Kusuma Dewi sedang menghuni Pelatnas, dan tidak mendapatkan izin untuk berlaga di ajang ini.
Di samping menerjunkan tujuh atlet PON, Bali juga mengirimkan atlet pelapis yang biasa diajak sparring. “Kami harapkan mereka bisa tampil maksimal meladeni atlet PON luar Bali,” kata dia.
Dia mengakui, selama ini atlet PON Bali sudah menjalani TC sentralisasi sejak Januari lalu, dan mereka menginap di sebuah hotel. Untuk itu, Suhardi mengingatkan supaya event Road to PON ini benar-benar dimanfaatkan.
Pasalnya, ajang ini merupakan uji nyali, sekaligus barometer untuk mengukur prestasi selama para atlet PON menjalani Pelatda di daerahnya. “Jadi, event ini merupakan realitas sesungguhnya, guna mengukur kemampuan sebelum mereka bertanding secara resmi di PON Papua,” ungkapnya.
Pasca hajatan ini, Suhardi baru bisa melakukan evaluasi terhadap penampilan atlet asuhannya. “Saya kira melalui ajang ini bisa mengukur kemampuan atlet PON Bali, seraya membaca peta kekuatan lawan yang akan dihadapi di Papua,” tukasnya. (Daniel Fajry/balipost)