BANGLI, BALIPOST.com – Ketersediaan babi untuk perayaan hari raya Galungan mendatang dipastikan aman. Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Kabupaten Bangli mengaku bakal menurunkan tim untuk mengecek kesehatan babi yang akan dikonsumsi masyarakat.
Kabid Kesehatan Hewan Dinas PKP Kabupaten Bangli drh. Ni Nyoman Sri Rahayu mengatakan stok babi di Kabupaten Bangli saat ini ada pada posisi di atas kebutuhan masyarakat. Berdasarkan data yang dimilikinya populasi babi siap potong per Maret 2021 sebanyak 9.743 ekor dengan asumsi ketersediaan daging sekitar 779,46 ton.
Sedangkan asumsi kebutuhan daging babi masyarakat 737,88 ton. “Kami asumsikan satu KK (kepala keluarga) mepatung 10 kg. Jadi dikalikan jumlah KK yang ada di Kabupaten Bangli,” kata Sri Rahayu, Rabu (31/3) sore.
Terkait banyaknya kejadian babi mati yang diduga akibat virus ASF tahun lalu, Sri Rahayu mengakui memang berpengaruh terhadap penurunan populasi. Namun jika dibanding dengan kabupaten lainnya di Bali, angka kasus kematian babi di Bangli tergolong paling kecil.
Sampai saat ini kasus kematian babi diakui masih terjadi. “Kematian babi pasti ada karena ada penyakit lain juga yang bisa menyebabkan kemarian. Misalnya mencret kalau tidak ditangani menyebabkan kematian. Kalau yang dulu karena ada suspek,” ujarnya.
Lanjut dikatakan Sri Rahayu, untuk memastikan kesehatan babi yang akan dikonsumsi masyarakat saat Galungan nanti pihaknya akan menerjunkan petugasnya. Biasanya pemeriksaan akan dilakukan mulai Minggu, tiga hari sebelum Galungan. “Hari minggu biasanya masyarakat sudah mulai ambil babi. Kalau pemotongannya biasanya dilakukan hari Senin dan Selasa,” kata Sri Rahayu.
Sementara itu berdasarkan data yang dimilikinya, estimasi pemotongan babi di Kecamatan Bangli sebanyak 310 ekor di empat titik. Di Kecamatan Susut 324 ekor, di Kecamatan Tembuku 315 ekor dan Kecamatan Kintamani 300 ekor. (Dayu Swasrina/balipost)