Wayan Sutena. (BP/Istimewa)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Sebelum terkonfirmasi COVID-19 dan akhirnya meninggal dunia pada Jumat (2/4), Wayan Sutena informasinya sudah menjalani vaksinasi. Hal ini dikemukakan Perbekel Tegak, Ketut Sujana, Sabtu (3/4).

Sujana mengatakan sebelum terpapar COVID-19, Sutena sudah menerima vaksinasi. Namun, almarhum dinyatakan terkonfirmasi.

Dikatakannya, Sutena sempat menjalani isolasi mandiri lebih dari seminggu lalu. Ia dinyatakan positif COVID-19.

Kemudian diisolasi di RS Bali Mandara dan kondisinya sempat membaik. Namun pada Jumat (2/4) malam, kondisinya tiba-tiba drop dan akhirnya dirujuk ke RSUP Sanglah, sekitar pukul 22.00 WITA. Saat di RSUP Sanglah, nyawanya tidak tertolong.

Saat ini jenazah politisi senior PDIP ini masih disemayamkan di RSUP Sanglah. Rencana akan langsung dikremasi di Pundukdawa, tanpa dibawa ke rumah duka di Desa Tegak, dengan menerapkan protokol kesehatan.

Baca juga:  Sesuai Permenhub No. 32, Operator Taksi Online Harus Bayar Pajak

Rencana langsung dikremasi di Pundukdawa ini juga disampaikan salah satu anak Sutena, Pande Suyantara. Pihak keluarga sangat terpukul dengan kabar duka ini. Mereka mengaku tidak menyangka Sutena meninggal mendadak seperti ini.

Sementara sejak Sutena dinyatakan positif COVID-19, pihak keluarganya di Desa Tegak dikatakan langsung menjalani karantina mandiri di rumah, termasuk tiga anak laki-laki dan menantunya.

Satgas COVID-19 di desa, kata Sujana, juga sudah menanggung kebutuhan sembakonya. Sejauh ini, pihak keluarganya di Desa Tegak, tidak sampai tertular COVID-19. “Saat kami dulu bawakan sembako ke rumahnya, istrinya sempat videocall dengan almarhum, dan saat itu kami sampaikan agar bapak Wayan Sutena segera sembuh. Namun, kabar duka ini membuat kami merasa sangat kehilangan,” katanya.

Baca juga:  Ibu dan Anak Tewas Tertimbun Material Longsor, Ini Kronologisnya

Dikonfirmasi, salah satu anak almarhum Sutena, Made Pande Sweca Kanha, membenarkan mendiang ayahnya sudah vaksinasi dosis 1. Selanjutnya sedang menunggu proses pelaksanaan vaksin dosis kedua, yang sudah dijadwalkan pada 29 Maret.

Namun, karena masih dalam kondisi sakit, vaksinasi kedua tidak bisa dilakukan. Sementara, kalau vaksinasi pertama sudah dilakukan 28 hari sebelum jadwal vaksinasi dosis kedua.

Lokasi vaksinasi pertama dulu dilakukan di RS Bali Mandara. “Persis terpapar COVID-19 nya kapan, kami kurang tahu. Karena gejalanya panas seketika,” katanya.

Baca juga:  Bali akan Jalani PPKM Level 3, Ini Penyesuaian Aturan Terbarunya

Sebelum mengalami gejala berat ini, Sutena dikatakan sempat dijadwalkan ikut rapat di Jaya Sabha. Namun, kapan persisnya rapat itu, dia mengaku sudah tak ingat.

Sampai di sana sebelum ikut rapat, Sutena menjalani rapid antigen. Karena hasilnya memperlihatkan garis strip dua, Sutena diarahkan untuk pulang karantina mandiri di rumah selama 5 hari.

Namun, kondisinya memburuk sehingga terpaksa dirujuk ke RS Bali Mandara. Lebih dari seminggu menjalani karantina di sana, kondisinya tiba-tiba memburuk, dengan gejala batuk-batu, panas tinggi dan susah bernapas.

Sehingga dilarikan ke RSUP Sanglah, pada Jumat (2/4) malam. Namun, disana Sutena tak tertolong dan akhirnya menghembuskan napas terakhirnya. (Bagiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *