SEMARAPURA, BALIPOST.com – Wayan Sutena yang meninggal terkonfirmasi COVID-19, langsung dikremasi di areal Setra Pundukdawa, Kecamatan Dawan, Senin (5/3). Pelaksanaannya berbeda dengan prosesi kremasi untuk layon yang bukan terinfeksi COVID-19.
Ketua Pelaksana Kremasi di Krematorium Pundukdawa Jero Mangku Wayan Ariana, mengatakan jenazah dari pasien COVID-19 proses kremasinya memang berbeda dari yang tidak terpapar. Kalau terpapar COVID-19, begitu layon datang dari rumah sakit, langsung diarahkan ke setra.
Kemudian langsung dilakukan pagesengan (dibakar) di setra. Di sana diawali dengan matur piuning sarana banten pejati.
Kemudian didoakan oleh seluruh anggota keluarganya baru dilanjutkan dengan proses pembakaran langsung di setra.
Ini lain dari prosesi kremasi biasanya yang diarahkan ke lokasi krematorium terlebih dahulu. Setelah proses pagesengan almarhum Sutena, baru dilakukan proses pembersihan secara niskala melalui pengawak jnana.
“Karena jenazahnya terpapar COVID-19, tidak boleh dibuka, tetapi langsung dibakar. Itulah sebabnya diganti dengan pengawak jnana. Ini yang dipreteka kemudian diupacarai lagi,” katanya.
Khusus layon almarhum Sutena ini, dikatakan baru sebatas tahapan pengabenan, dirangkaikan dengan prosesi ngaskara, narpana di setra, setelah itu nganyut ke Segara Goa Lawah. Rangkaian prosesi upacaranya sementara selesai sampai di sana.
Belum sampai tahap ngelinggihang. “Kalau dari layon dalam kondisi normal (bukan COVID-19), layon datang dari rumah sakit, langsung ke tempat krematorium terlebih dahulu, bukan langsung di setra,” tegasnya.
Proses kremasi dilakukan dua sulinggih dari Kecamatan Dawan. Yaitu Ida Sira Mpu Sura Dharma Jnana dan Ida Sira Mpu Dharma Komala.
Selain proses kremasi layon dari almarhum Sutena, juga diikuti empat layon lainnya. Dari lima layon, ada dua layon yang merupakan pasien COVID-19.
Dalam prosesi ini, seluruh petugas kremasi menggunakan APD lengkap sesuai aturan protokol kesehatan. Saat ini banyak umat memilih menggunakan prosesi kremasi, khususnya dari korban terpapar COVID-19.
Maka, Jero Mangku Wayan Ariana mengaku tetap melakukan penyemprotan disinfektan setelah pelaksanaan kremasi. Demikian pula untuk tempat cuci tangan, hand sanitizer dan masker, juga disediakan di lokasi agar umat lainnya tetap merasa aman dan nyaman saat ikut menyaksikan prosesi kremasi.
“Sejauh ini tidak ada petugas kami yang ikut terpapar. Semua proses berjalan dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan,” tegasnya. (Bagiarta/balipost)