GIANYAR, BALIPOST.com – Menjelang dibukanya pariwisata Bali, berbagai persiapan terus dilakukan. Terungkap dalam diskusi prakondisi pembukaan kembali pariwisata Bali, Rabu (7/4), prosesnya dilakukan bertahap.
Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kurleni Umar mengungkapkan pembukaan pariwisata Bali akan dilakukan secara bertahap. “Pembukaan dilakukan secara bertahap, dimana Nusa Dua, Sanur, dan Ubud sebagai pilot projectnya,” jelasnya.
Menurut Umar, pariwisata akan dibuka jika terjadi risiko penularan yang rendah. Hal tersebut dapat diwujudkan dengan vaksinasi untuk tercapainya herd immunity terutama pada zona prioritas serta kesiapan industri untuk jaminan pelayanan prima dan konsistensi penerapan prokes atau dengan sertifikasi CSHE.
Kepala Dinas Pariwisata Bali Putu Astawa juga menekankan bahwa biro perjalanan harus mengajak wisatawan berkunjung ke zona hijau. “Biro perjalanan harus memastikan wisatawan berkunjung ke green zone. Harus mengatur paket tur sesuai arahan gubernur,” jelas Astawa.
Astawa menambahkan travel bubble yang dibuka nantinya untuk wisatawan dari 4 negara. Yaitu Tiongkok, UEA, Singapura dan Korea.
Sementara itu, Wakil Bupati Gianyar Anak Agung Gde Mayun dalam diskusi terkait prakondisi pembukaan kembali Pariwisata Bali itu mengatakan Gianyar menggenjot vaksinasi sistem banjar khususnya kawasan green zone Ubud
Diungkapkannya, vaksinasi di Gianyar berbasis banjar karena banyak program di Bali pada khususnya telah berhasil dilakukan menggunakan sistem itu. “Prajuru banjar memobilisasi masyarakat untuk datang melaksanakan vaksin,” ucap Wabup Agung Mayun .
Ia menjelaskan Gianyar memiliki 33 tim vaksinasi. Setiap tim bisa melaksanakan vaksin kepada 150 hingga 250 orang per hari. Jadi jika dijatah 30.000 vaksin akan terlaksana cukup dalam 5 hari.
Mengenai persiapan re-opening Ubud Hijau, Pemkab Gianyar telah menyiapkan penjagaan di pintu masuk Gianyar serta aplikasi tracing yang berfungsi men-tracing setiap pergerakan wisatawan. Ini dengan menggunakan barcode QR yang akan diletakkan di setiap hotel, restoran, pusat perbelanjaan, dan objek wisata.
Anak Agung Gde Mayun memandang sangat tepat menjadikan Ubud sebagai pilot project dibukanya pariwisata. Ini mengingat sejarah pariwisata Bali yang dimulai dari Ubud, dan berkembang ke Sanur dan Nusa Dua. (Wirnaya/balipost)
nampaknya pariwisata bali sudah terkotak kotakkan dengan terminologi baru, green zone tourism, yg sejatinya tdk jelas dasarnya.