DENPASAR, BALIPOST.com – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui Kedeputian Bidang Meteorologi BMKG mengeluarkan informasi mengenai adanya pertumbuhan Siklon Tropis Odette di Samudera Hindia. Siklon ini yang memberikan dampak tidak langsung bagi wilayah Indonesia.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto menjelaskan bahwa pertumbuhan Siklon Tropis Odette berawal dari bibit siklon 90S yang sejak Jumat (2/4) muncul bersamaan dengan bibit siklon atau cikal bakal Siklon Tropis Seroja.
“Bibit siklon 90S yang sejak tanggal 2 April 2021 muncul bersamaan dengan bibit siklon cikal bakal siklon Seroja saat ini telah tumbuh menjadi Siklon Tropis Odette di Samudra Hindia,” jelas Guswanto melalui keterangan tertulisnya.
Menurut prediksinya, Siklon Tropis Odette ini akan terus bergerak ke arah selatan-barat daya menjauhi wilayah Indonesia dengan intensitas yang cenderung melemah. Keberadaan Siklon Tropis Seroja dan Siklon tropis Odette dalam 24 jam ke depan ini memberikan dampak tidak langsung seperti potensi hujan dengan intensitas sedang-lebat yang dapat disertai kilat/petir serta angin kencang.
Potensi itu ada mulai dari wilayah Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bali, akan tetapi tidak se-ekstrem seperti dampak Siklon Tropis Seroja yang melanda sebagian besar wilayah NTT dan NTB. “Potensi tersebut dipastikan tidak akan seekstrem seperti ketika kejadian Siklon Tropis Seroja masih di dekat wilayah Nusa Tenggara Timur,” kata Guswanto.
Sementara itu, berdasarkan hasil monitoring BMKG, posisi siklon ini berada pada 14.2 LS dan 107.77 BT atau sekitar 780 kilometer selatan barat daya dari Cilacap, Jawa Tengah. Adapun kecepatan angin maksimum pada pusat sirkulasi Siklon Tropis Odette mencapai 45 knots atau sekitar 80 kilometer per jam dan tekanan udara di pusat sirkulasinya adalah 900 hPa.
Guswanto juga menjelaskan, bahwa pemberian nama Siklon Tropis Odette ini dilakukan oleh Australian Bureau of Meteorology (BoM) Tropical Cyclone Warning Center (TCMC). Karena posisi siklon tropis ini berada pada wilayah tanggungjawab Australia. “Karena posisi siklon tropis tersebut berada di wilayah tanggungjawab Australia,” sambungnya.
Sedangkan potensi dampak gelombang tinggi, dia menjelaskan bahwa hal itu dapat terjadi hingga 2 hari ke depan. Guswanto menjelaskan bahwa tinggi gelombang 1.25-2.5 meter berpeluang terjadi di Laut Jawa, Perairan Selatan Pulau Bali hingga Pulau Sumba, Selat Bali-Selat Lombok-Selat Alas Bagian Selatan, Selat Sumba bagian barat, dan Laut Sawu bagian Selatan. “Masyarakat diimbau untuk tetap berhati-hati,” pungkas Guswanto. (Winatha/balipost)