Konsumen membeli daging babi di Pasar Badung. (BP/eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – Keperluan daging babi pada saat Galungan ini dipastikan meningkat. Kondisi ini mengundang kekhawatiran akan sulitnya mendapatkan daging babi akibat sempat terserang penyakit beberapa waktu lalu.

Namun, hal itu tidak terjadi di Denpasar. Keperluan daging babi untuk hari raya kali ini dinilai masih aman, karena populasi babi di Denpasar masih cukup banyak.

Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kota Denpasar, drh. Made Ngurah Sugiri, Senin (12/4) mengatakan populasi babi di Denpasar sebanyak 2.000 ekor. Sedangkan untuk kebutuhan babi saat Galungan kali ini sebanyak 500 ekor.

Baca juga:  Nasabah Loyalitas BRI Diganjar SME’s Lifetime Achievement Award dan Saham

Sugiri memastikan ketersediaan daging babi aman. Terlebih, selain pasokan dari dalam, juga ada pasokan dari luar Denpasar.

Kondisi ini akan terbantu dengan kondisi di Denpasar yang sudah jarang ada pemotongan berkelompok (mepatung) di banjar maupun di komunitas. Kebanyakan dari masyarakat membeli langsung ke pasar ataupun ke Rumah Potong Hewan (RPH) Pesanggaran, Denpasar.

Terkait dengan kondisi kesehatan, pihaknya melakukan pengecekan antemortem atau sebelum hewan disembelih dan pengecekan hewan setelah disembelih atau postmortem. Pengecekan ini dilaksanakan di 36 pasar rakyat yang ada di Kota Denpasar. Selain itu, juga ada petugas yang melakukan pengecekan di RPH.

Baca juga:  Optimalkan Pajak Restoran, Bapenda Pasang Alat Perekam Transaksi Non Tunai

Dikatakan, pengecekan antemortem dan posmortem saat ini ada 13 tim. Masing-masing tim sebanyak 2 orang dan ada dokter hewan. Ia menambahkan, untuk pengecekan ini sudah dilaksanakan sejak H-2 Penampahan Galungan.

Apabila ada kelompok masyarakat yang melakukan pemotongan secara swadaya bisa menghubungi kami untuk pengecekan antemortem dan postmortem. “Nanti kami akan turunkan pertugas untuk melakukan pengecekan,” katanya.

Pengecekan ini dilakukan untuk antisipasi penyakit yang bersifat zoonosis atau yang bisa menular ke manusia. Adapun penyakit yang diantisipasi yakni streptoccocus atau meningitis babi yang pernah terjadi dua tahun lalu, sistiserkosis yang disebabkan cacing pita serta japanese enchepalitis yang disebabkan oleh gigitan nyamuk melalui tubuh babi.

Baca juga:  GUPBI Pastikan Penyebaran Virus Nipah Tak Sampai Bali

Oleh karena itu pihaknya juga meminta inisiatif dari warga yang akan memotong babi di luar RPH untuk melapor ke Dinas Pertanian agar dilakukan pengecekan sebelum pemotongan maupun sesudah pemotongan babi. Ini dilakukan agar kesehatan daging babi bisa terjamin. (Asmara Putera/balipost)

 

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *