MANGUPURA, BALIPOST.com – Turunnya daya beli masyarakat di tengah pandemi berimbas pada perayaan Hari Raya Suci Galungan dan Kuningan. Seperti halnya permintaan terhadap pernak-pernik penjor.
Ni Wayan Sumadri, salah seorang penjual penjor di Jalan Raya Kapal, Desa Kapal, Kecamatan Mengwi mengakui, permintaan terhadap hiasan penjor sepi di situasi pandemi Covid-19. “Sekarang orang mencari hiasan penjor yang biasa-biasa saja. Berbeda seperti dulu sebelum pandemi, banyak mencari hiasan yang bagus terutama janur-janur tersebut,” ujar Sumadri, Jumat (12/4).
Menurutnya, sebelum pandemi, orang menyisihkan dananya untuk membeli bahan penjor mencapai Rp 300 ribu, sehingga mendapatkan pernak-pernik yang lengkap. Berbeda saat sekarang, masyarakat hanya mencari yang pernak-pernik sederhana dengan anggaran Rp 150 ribu. “Jadi di sini Rp 150 ribu sudah dapat hiasan penjor lengkap, namun yang sederhana,” ucapnya.
Dijelaskan, berbagai alat atau hiasan penjor pun dijual, mulai dari rumput ilalang, sampian, padi-padian, hiasan sanggah, tamyang, kolong-kolong dan yang lainnya. Harganya pun bervariasi mulai dari Rp 5 ribu sampai Rp 550 ribu tergantung jenis dan ukuran hiasan penjor tersebut.
Usaha yang digelutinya dari 2009 silam itu, diakui sudah banyak memiliki pelanggan mulai dari Denpasar, Tabanan, Badung dan yang lainnya. (Parwata/balipost)