SINGARAJA, BALIPOST.com – Vaksinasi rabies yang digulirkan Buleleng hingga April baru menjangkau 2.799 ekor anjing. Capaian ini kalau dipersentasekan mencapai 19 persen dari estimasi populasi sebanyak 105.155 ekor.
Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan (Keswan) Dinas Pertanian Buleleng Made Suparma, Senin (12/4), mengatakan, vaksinasi massal ini mulai digulirkan Januari 2021. Untuk mendukung vaksinasi ini, Distan Buleleng memiliki stok vaksin antirabies sebanyak 2.300 vial.
Vaksin ini dibeli dengan sumber anggaran APBD Buleleng Tahun 2021. Selain itu, ada juga tambahan stok vaksin yang sama sebanyak 65.000 vial yang merupakan bantuan pusat.
Kalau nantinya semua stok vaksin ini masih kurang, maka Distan Buleleng akan mengajukan bantuan ke Dinas Pertanian (Distan) Provinsi Bali. “Vaksin sudah berjalan dari Januari lalu dan sampai sekarang realisasinya sebesar 19 persen dari total estimasi populasi anjing liar di daerah kita,” katanya.
Menurut Suparma, tahap awal vaksin massal ini mengutamakan desa dan kelurahan yang masuk menjadi zona merah karena kasus gigitan anjing positif rabies. Setelah itu, vaksin rabies massal ini menyasar wilayah yang ditetapkan menjadi zona kuning.
Vaksinasi lanjutan ini pun masih bergulir dan sampai akhir tahun dengan Distan menargetkan anjing liar yang sudah disuntik vaksin anti rabies sebanyak 100 ribu ekor. “Kalau daerah yang zona merah sudah tervaksin semua sekarang kami fokus untuk menyasar daerah zona kuning, dan mudah-mudahan bisa terealisasi sesuai target yang ditetapkan,” katanya.
Terkait angka kasus gigitan anjing yang positif tertular rabies, sebut Suparma, menurun drastis. Tahun ini baru ditemukan sebanyak 5 kasus gigitan anjing positif rabies.
Kasus ini terjadi di Kecamatan Gerokgak, Sinabun, Sudaji, Kecamatan Sawan, dan Desa Jineng Dalem, Kecamatan Buleleng. Temuan kasus gigitan anjing positif rabies ini dikuatkan dengan hasil uji sampel kepala anjing liar menunjukkan hasil positif.
Sedangkan, sesuai data 2020, ditemukan sebanyak 12 ekor anjing positif rabies. Angka ini turun dibandingkan pada 2019 dengan jumlah kasus gigitan positif rabies sebanyak 31. “Ada tren penurunan, sehingga sesuai arah kebijakan pemerintah, vaksin rabies massal ini terus kami genjot, sehingga ini salah satu cara untuk terus menekan kasus gigitan,” katanya. (Mudiarta/balipost)