SINGARAJA, BALIPOST.com – Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) COVID-19 Buleleng merancang skema isolasi mandiri bagi Orang Tanpa Gejala – Gejala Ringan (OTG-GR) COVID-19. Hal ini untuk mencegah makin banyaknya klaster keluarga.
Menurut Wakil Bupati (Wabup) Buleleng dr. Nyoman Sutjidra, Sp.OG, Jumat (16/4), isolasi diupayakan tidak lagi dilakukan mandiri di rumah. Karena jika masih diberikan isolasi mandiri di rumah, kontak erat dengan keluarga dan orang di sekitarnya pasti ada.
Itu bisa menjadi klaster baru. Seperti yang terjadi saat ini di beberapa kecamatan yang ada di Buleleng, merupakan penularan pada klaster keluarga.
Selain itu, Buleleng dikatakannya fokus menuntaskan vaksinasi kalangan lanjut usia (lansia). Ini dikarenakan lansia dengan penyakit penyerta atau komorbid rentan tertular COVID-19 dan meninggal.
Ia mengutarakan jumlah lansia di Buleleng yang memiliki komorbid tergolong banyak. “Yang banyak meninggal itu yang lansia dengan komorbid. Tapi dengan kondisi yang sekarang, vaksin yang memang dibatasi semuanya, kami akan upayakan itu. Seberapa pun jatah vaksin yang kami terima, akan langsung kita lakukan vaksinasi, khususnya untuk lansia,” katanya.
Menurut Sutjidra, pasien COVID-19 yang meninggal memang ada yang menderita Tuberkulosis (TBC). Namun yang paling sering ditemui pada pasien COVID-19, yakni tekanan darah tinggi, jantung, penyakit paru dan diabetes.
Untuk menghentikan penularan pada lansia, pemerintah sedang berupaya menuntaskan vaksinasinya. “Tujuannya agar herd immunity nya bisa mencapai 70 persen. Imunisasi sedang difokuskan saat ini. Yang lain dimohon sabar menunggu giliran, karena usia yang lebih muda dipercaya memiliki daya tahan tubuh yang lebih tinggi dibanding lansia,” imbuh Sutjidra.
Diharapkan, ke depan dengan tetap mensosialiasikan protokol kesehatan, masyarakat tetap waspada dan disiplin, kasus bisa menurun. “Karena cukup dengan penerapan memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak (3M), itu saja sudah bisa menghindari penularan virus ini,” katanya. (Mudiarta/balipost)