NEGARA, BALIPOST.com – Hidup dengan kecemasan dilanda banjir bertahun-tahun dirasakan warga di bantaran Sungai Sebual. Sebab, Sungai Sebual di Desa Dangintukadaya, Kecamatan Jembrana ini kerap meluap saat hujan deras dan menggenangi puluhan rumah yang berada di bantaran sungai dekat dengan Bendung Sebual.
Mereka selalu waspada ketika hujan mengguyur. Terlebih ketika air sungai meluap.
“Jarak ketinggian air dengan permukiman warga hampir sejajar, kalau banjir air pasti masuk ke rumah. Sekarang syukur sudah ada tanggul swadaya, tapi itupun masih belum menjamin,” ujar Wayan Wiardana warga Tempek Setiti Kaler, Banjar Sebual yang sering terdampak banjir saat sungai meluap.
Ketika hujan deras hingga dua jam lebih, warga mulai khawatir dan mulai mengungsikan benda-benda berharga mereka. Lantaran khawatir air meluap hingga ke rumah mereka.
Selain Tempek Setiti Kaler yang berada di timur Sungai, di Tempek Sari Purnama di sisi Barat sungai juga sering kali terdampak.
Keluhan warga ini juga telah disampaikan ke desa dan Jumat (16/4), Wakil Ketua Komisi III DPRD Bali, I Gusti Diah Werdhi Srikandi mengecek ke lokasi alur sungai tersebut. Desa melalui Perbekel I Gusti Putu Murdi juga telah mengajukan proposal ke Balai Wilayah Sungai Bali Penida untuk normalisasi alur sungai.
“Sesuai aspirasi, ada usulan ke Balai untuk normalisasi karena sering banjir. Kita tinjau di lokasi untuk ditindaklanjuti,” kata Diah Srikandi.
Selain di Sebual, Diah Srikandi juga mendapatkan aspirasi dari warga di Yehembang, Kecamatan Mendoyo terkait pendangkalan sungai. Desa mengharapkan untuk normalisasi sungai, perlu adanya pengerukan sedimen yang mengendap di sungai.
Namun karena kewenangan sungai ada di Pusat, untuk pengerukan itu memerlukan izin. “Nanti juga kita sampaikan, tadi kita cek memang kondisinya dangkal dan perlu dikeruk agar tidak menimbulkan banjir atau erosi tebing sungai,” tambahnya. (Surya Dharma/balipost)