Prof. IB Raka Suardana. (BP/Dokumen)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Badung harus mulai mengatur budget anggaran di tengah tidak laginya sektor pariwisata memberikan kontribusi signifikan bagi pendapatan asli daerah (PAD). Badung juga diharapkan memberikan skala prioritas pada pos-pos anggaran tertentu agar bisa melakukan efisiensi.

Menurut pengamat ekonomi, Prof. IB Raka Suardana, Minggu (18/4), untuk menggerakkan ekonomi masyarakat Badung, sektor UMKM dan industri rumah tangga di Badung wajib kembali dibangkitkan. Seperti sentra genteng di Darmasaba, sentra gerabah, dan sanggah di Kapal dan Mengwi.

Raka Suardana mengatakan, Badung memiliki banyak sekali produk yang ikonik, sehingga produk ini jika diberikan perhatian khusus bisa jadi “dewa penyelamat” saat pariwisata tak lagi memberikan sumbangan Pajak Hotel dan Restoran (PHR) yang tinggi. Wilayah Badung juga terbagi menjadi dua yang memiliki potensi masing-masing.

Baca juga:  Jelang G20, BBPOM Tekankan Izin Edar Produk Pangan Olahan

Badung Selatan memiliki potensi pariwisata karena pantai yang indah. Sedangkan Badung Utara memiliki potensi pertanian baik sawah, kebun maupun perikanan air tawar. “Seperti diketahui, Badung Utara pernah populer dengan asparagus, jeruk, dan manggis. Potensi itu dapat dilirik dan dikembangkan lagi saat ini. Bahkan dengan potensi pertanian yang besar di Badung, menjadikan Badung Utara memiliki nilai tambah yaitu bisa menjadi daya tarik wisata seperti adanya Bagus Agro Pelaga dan lain-lain,” katanya.

Baca juga:  10 Capaian Prestasi BRI di 2022 dan Strategi Hadapi 2023

Hal senada juga dilontarkan Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi Bali, I Made Ariandi. Menurutnya potensi Badung sejatinya sangat luar biasa.

Ketika sektor pariwisata yang selama ini jadi andalan Badung dalam mendulang pendapatan asli daerah (PAD) terpuruk dihantam pandemi COVID-19, sektor pertanian dan kreativitas para pelaku usaha berskala UMKM bisa digarap serius untuk menyelamatkan ekonomi Badung, karena UMKM bersentuhan langsung dengan ekonomi masyarakat. “Instansi terkait di Badung harus gerak cepat memetakan potensi pertanian dan UMKM di wilayahnya untuk selanjutnya menyulap potensi tersebut menjadi lokomotif atau penggerak perekonomian Badung yang lumpuh pascasektor pariwisata terpuruk akibat pandemi COVID-19,” katanya.

Baca juga:  BSF, Strategi Produk UMKM Bali Tembus Pasar Global

Ia menambahkan dengan pola ini pergerakan ekonomi dalam rumah tangga khususnya di desa akan hidup. Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) menjadi momentum mengangkat UMKM Bali naik kelas. Dikatakan, Kadin berperan menarik UMKM untuk naik kelas termasuk menghidupkan start up. “Ini tidak hanya untuk Kabupaten Badung, tapi juga berlaku untuk seluruh daerah di Bali. Jika UMKM secara merata di Bali dibangkitkan, maka setiap wilayah di Bali termasuk di desa-desa akan tercipta kemandirian ekonomi,” tegasnya. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *