MANGUPURA, BALIPOST.com – Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Badung, menempatkan personil di sejumlah titik persimpangan jalan. Upaya ini guna mengawasi keberadaan gelandangan dan pengemis (gepeng) yang berkeliaran di Gumi Keris lantaran keberadaannya telah menggangu kenyamanan pengguna jalan, termasuk wisatawan.
Kasatpol PP Badung, I Gst Agung Ketut Suryanegara, saat dikonfirmasi Senin (19/4) membenarkan pihaknya menempatkan sejumlah personil untuk mengawasi Gepeng yang berkeliaran. “Kami menempatkan anggota pada beberapa tempat yang rawan gepeng, selain itu juga patroli menyusuri tempat-tempat yang sering ditempati gepeng,” ujarnya.
Menurutnya, personil yang bertugas akan ditempatkan disetiap perempatan atau pertigaan jalan. Seperti, simpang McD di Jimbaran, simpang Benoa Squre, simpang Majapahit, simpang Imam Bonjol, simpang Nakula, simpang Mertanadi, simpang Kerobokan, simpang Gatsu.
Personil juga ditempatkan di depan usaha seputaran Joger, seputaran Hard Rock, seputaran Beach Walk. “Kami tugaskan dua orang untuk mengawasi gepeng. Mereka gantian dari regu kecamatan dan regu pol pp induk dari pukul 09.00 WITA sampai sore dan gantian sore sampai malam sekalian sidak Prokes,” terangnya.
Dikatakan, selama pengawasan pihaknya berhasil mengamankan total 200 orang lebih selama 2021. Mereka terdiri dari gepeng, pengamen dan pengasong.
Paling banyak tertangkapnya di Kuta, disusul Kuta Selatan dan Kuta Utara. Beberapa juga tertangkap di Mengwi dan Abiansemal hingga 10 orang lebih.
“Paling banyak tertangkapnya di Kuta, sisanya Kuta Selatan dan Kuta Utara, ada beberapa juga tertangkap di Mengwi dan Abiansemal namun tidak sampai 10 an orang. Sedangkan, yang terjaring 90 persennya dari wilayah timur (Karangasem -red) sisanya dari Jawa (Banyuwangi dan Jember red),” ungkapnya.
Selain menyasar Gepeng, Suryanegara mengakui akan melanjutkan lagi giat penertiban serentak penduduk pendatang di enam kecamatan. Hal ini untuk menertibkan administrasi penduduk pendatang sekaligus tibum tranmas antisipasi hari raya Hindu dan Islam.
“Terakhir sebelum Galungan (sidak Gepeng -red) setelah itu sampai sekarang kadang-kadang, namun masih ada satu atau dua gepeng yang terjaring. Kami juga menjaring pedagang asongan yang berjualan di persimpangan. Seperti, penjaja kerupuk sementara kita sudah usir saja,” pungkasnya. (Parwata/balipost)