Umat saat pedek tangkil dengan menerapkan protokol kesehatan. (BP/Istimewa)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Pujawali Pemacekan Agung di Pura Dasar Buana Gelgel, Klungkung, berakhir (mesineb), Kamis (22/4) siang. Penyineban kapuput Ida Pedanda Gede Jumpung dari Gria Jumpung.

Pujawali di tengah pandemi ini, menerapkan prokes ketat untuk mencegah penularan COVID-19. Sebab, antusias krama Bali tangkil ke Pura Dasar Buana Gelgel cukup tinggi.

Bendesa Gelgel Putu Arimbawa mengatakan setiap pemedek yang masuk ke areal pura harus mencuci tangan. Pihaknya sudah mempersiapkan 15 titik tempat cuci tangan.

Baca juga:  Ribuan Siswa Antusias Ikuti Festival Nyurat Aksara Bali

Kemudian dicek suhu tubuh dengan termogun. Sebelum masuk ke Utama Mandala, panitia tak membiarkan krama berkerumun berdesakan di depan gelung kori. Umat tetap diwanti-wanti tetap jaga jarak dan masuk ke utama mandala, setelah dipersilahkan.

“Memastikan agar umat tetap jaga jarak ini cukup berat. Karena masih saja ada krama yang tidak sabar masuk ke Utama Mandala. Pada Utama Mandala juga hanya dibiarkan masuk 50 persen dari total kapasitas,” katanya.

Baca juga:  Ratusan Pengungsi Gunung Agung di Klungkung Pulang

Arimbawa menambahkan, antusias umat Hindu melakukan persembahyangan cukup tinggi. Halaman parkir GOR Swecapura hingga bahu jalan menuju pura selalu nampak penuh.

Bahkan, ada umat Hindu dari luar Bali, seperti Sulawesi, Lampung dan Jawa, sempat khusus pedek tangkil ke Pura Dasar Buana Gelgel. Umat terus berdatangan dari proses nedunang Ida Batara, puncak pujawali, nyejer dan nganyarin selama tiga hari, hingga panyineban ini.

Baca juga:  Tak Berizin dan Langgar Kesucian, Sejumlah Patung di Kawasan Pura Telaga Mas Besakih "Dipralina"

Pujawali kali ini tidak ada perubahan dalam hal pelaksanaan upacara, bebantenan maupun dudonan, kecuali hanya terkait prokes saja.

Sebelumnya, rangkaian upacara Pemacekan Agung ini, dimulai dari nedunang Ida Batara Minggu (18/4), puncak Pujawali Pemacekan Agung pada Senin (19/4), pelaksanaan bakti penganyar selama nyejer, sebelum pujawali masineb pada Kamis (22/4) sekitar pukul 13.00 WITA. (Bagiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *