Warga menggunakan masker saat berkunjung ke Ikegami Honmonji, sebuah wihara di Tokyo pada 3 Mei 2020. (BP/AFP)

TOKYO, BALIPOST.com – Setelah mengisyaratkan akan kembali menerapkan keadaan darurat di dua kota besar dan prefektur di dekatnya, Pemerintah Jepang akhirnya mengeluarkan kebijakan itu. Pemerintah, seperti dilansir Kantor Berita Antara, menerapkan keadaan darurat untuk Tokyo, Osaka dan dua prefektur lainnya.

Penerapan keadaan darurat ini mulai dari 25 April hingga 11 Mei. Ini merupakan upaya Jepang yang sedang berjuang untuk mengatasi pandemi yang muncul kembali hanya tiga bulan sebelum Olimpiade.

Di bawah keadaan darurat baru untuk 25 April hingga 11 Mei, pemerintah akan meminta restoran, bar, dan tempat karaoke yang menyajikan alkohol untuk ditutup, dan acara olahraga besar diadakan tanpa penonton, kata Menteri Ekonomi Yasutoshi Nishimura.

Baca juga:  Bali Laporkan Puluhan Kasus Baru Positif COVID-19, Meninggal Juga Bertambah

“Kami benar-benar harus membatasi pergerakan orang, dan kami harus melakukannya dengan tegas,” kata Nishimura, berbicara di awal pertemuan dengan panel ahli untuk membahas langkah-langkah yang diusulkan.

“Kami membutuhkan tindakan yang kuat, pendek dan fokus,” katanya, meminta orang untuk “mengingat musim semi lalu dan tinggal di rumah.”

Pusat perbelanjaan dan ritel yang memiliki luas lebih besar dari 1.000 meter persegi juga akan diminta untuk tutup dan perusahaan memberikan tunjangan yang lebih besar bagi orang-orang untuk bekerja dari rumah.

Baca juga:  Pencegahan COVID-19, Sampoerna dan KMB Serahkan Bantuan ke Gubernur Koster

Keadaan darurat juga akan mencakup Kyoto dan Hyogo.

Sementara itu libur panjang di Jepang diharapkan secara resmi disetujui pada Jumat malam.

Keempat prefektur yaitu Tokyo, Osaka, Kyoto, dan Hyogo mencakup hampir seperempat populasi Jepang. Negeri Sakura ini mampu menghindari penyebaran pandemi eksplosif yang telah melanda banyak negara.

Ada total sekitar 550.000 kasus dan 9.761 kematian.

Tetapi peningkatan infeksi terbaru telah memicu tanda bahaya dengan lonjakan kasus pada varian baru COVID-19 dan kekurangan tempat tidur di rumah sakit yang terjadi di beberapa wilayah. Upaya vaksinasi Jepang tetap lamban.

Baca juga:  Riset : Puncak Pandemi di Megapolitan China Hampir Berakhir

Tokyo melaporkan 861 kasus baru pada  Kamis, terbesar sejak 29 Januari, yang terjadi selama gelombang ketiga pandemi dan keadaan darurat sebelumnya.

Prefektur Osaka mencatat 1.167, turun sedikit dari rekor.

Beberapa prefektur lain tetap dalam keadaan “darurat” sebagai upaya pengendalian infeksi yang ditargetkan.

Durasi keadaan darurat di Nishimura juga akan diperpanjang hingga 11 Mei. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *