BANGLI, BALIPOST.com – Pemerintah Kabupaten Bangli bakal menata lapangan Kapten Mudita tahun ini. Sesuai desain yang telah dibuat, lapangan yang selama ini banyak dimanfaatkan masyarakat untuk berolahraga itu akan dirombak jadi taman rekreasi.
Beberapa sarana olahraga seperti lapangan bola dan lintasan lari akan dihilangkan, digeser ke lokasi lain. Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Persandian (Diskominfosan) Kabupaten Bangli I Wayan Dirgayusa, Jumat (23/4) mengatakan penataan lapangan Kapten Mudita menjadi salah satu prioritas pembangunan Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta dan wakil bupati I Wayan Diar.
Sesuai rencana, lapangan yang berlokasi di seberang Kantor Bupati Bangli itu ditata menjadi taman kota dengan nama alun-alun Bangli. Anggaran untuk penataan lapangan sudah disiapkan dengan melakukan refokusing.
Besaran anggaran yang disiapkan kurang lebih Rp 20 miliar. Jelas Dirgayusa, sesuai desain, lapangan Kapten Mudita bakal dirombak menjadi tempat rekreasi.
Beberapa sarana olahraga masih tetap ada di sana. Seperti lapangan basket dan voli. Selain ditata dilakukan juga penambahan sarana fitness outdor dan fasilitas olahraga untuk penghobi skateboard. “Kurang lebih gambarannnya bisa dilihat seperti di alun-alun Gianyar,” jelasnya.
Sedangkan sarana olahraga sepak bola dan lintasan lari, diakui akan hilang. Kata Dirgayusa, lapangan sepak bola dan lintasan lari nantinya akan dialihkan ke lokasi lain.
Rencana sementara, sarana tersebut akan dipindah ke Kelurahan Kubu. “Nanti di alun-alun akan ada jogging track. Kalau untuk olahraga yang sifatnya prestasi seperti sepak bola, atletik, dialihkan ke tempat lain,” tegasnya.
Pihaknya berharap rencana penataan lapangan Kapten Mudita tersebut bisa berjalan lancar. Diperkirakan proses penataan akan dimulai Juli mendatang. “Mudah-udahan tidak ada kendala di tender,” harap Dirgayusa.
Selain menata lapangan Kapten Mudita, Pemkab Bangli juga bakal melakukan pembangunan ulang gedung dewan, perbaikan drainase di Kota Bangli, perbaikan gedung BMB, penataan RSU dan penataan tapal batas Kabupaten Bangli. (Dayu Swasrina/balipost)