JAKARTA, BALIPOST. com – Realisasi investasi pada triwulan I 2021 mencapai Rp219,7 triliun, tumbuh 4,3 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp210,7 triliun. Ada pun capaian tersebut juga tercatat tumbuh 2,3 persen dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar Rp214,7 triliun.
“Realisasi investasi kita sebesar Rp219,7 triliun,” kata Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dalam konferensi pers virtual realisasi investasi, Senin (26/4).
Secara rinci, realisasi investasi senilai total Rp219,7 triliun itu terdiri dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp108 triliun dan Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp111,7 triliun.
Bahlil mengungkapkan, dibandingkan periode Januari-Maret 2020, PMA tumbuh signifikan hingga 14 persen dari Rp 98 triliun menjadi Rp111,7 triliun. Sementara itu, PMDN turun 4,2 persen dari Rp112,7 triliun menjadi Rp108 triliun.
“PMA kita 50,8 persen, sementara PMDN 49,2 persen, beda-beda tipis. Ini menunjukkan kepercayaan dunia kepada Indonesia dan aktivitas PMA kita sudah mulai normal, sudah bisa lakukan adaptasi terhadap perkembangan pandemi COVID-19,” katanya dikutip dari kantor berita Antara.
Berdasarkan lokasi proyek, realisasi investasi di triwulan I 2021 tersebar di Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Timur, Banten dan Jawa Tengah. Realisasi investasi di periode ini didominasi oleh sektor perumahan, kawasan industri dan perkantoran; industri logam dasar, barang logam dan bukan mesin dan peralatannya; transportasi, gudang dan telekomunikasi; industri makanan; serta listrik, air dan gas.
Sementara itu, lima negara asal terbesar yaitu Singapura, China, Korea Selatan, Hong Kong dan Swiss.
Capaian tersebut tercatat mencapai 24,4 persen dari target realisasi investasi yang ditetapkan Presiden Jokowi sebesar Rp900 triliun. Sementara penyerapan tenaga kerja pada periode tersebut tercatat 311.793 orang, naik dari periode yang sama pada tahun sebelumnya sebanyak 303.085 orang.
“Target investasi sebenarnya dari Bappenas sebesar Rp856 triliun. Namun Bapak Presiden perintahkan kami target investasi sebesar Rp900 triliun. Ini bukan pekerjaan gampang di era pandemi, tapi sebagai pembantu Bapak Presiden, harus selalu mencari cara,” kata Bahlil. (Kmb/Balipost)