NEW DELHI, BALIPOST. com – Meski sudah melaporkan tambahan harian hingga 300.000 selama lima hari, India belum mencapai puncak Pandemi COVID-19. Diperkirakan puncak pandemi di negara itu akan terjadi pada pertengahan Mei.
Prediksi tersebut muncul saat pertemuan antara Perdana Menteri Narendra Modi dan para menteri utama negara bagian India yang terdampak pandemi paling parah. Diperkirakan setelah Negara Bagian Maharashtra, Gujarat serta ibu kota New Delhi, Negara Bagian Uttar Pradesh akan menjadi titik panas utama.
Sebanyak 190.000 lebih kasus baru COVID-19 terkonfimasi dilaporkan setiap hari. Menurut media setempat sebagaimana dikutip dari kantor berita Antara, Senin (26/4), begitu mencapai puncak, kasus harian COVID-19 di negara Asia itu diperkirakan naik menjadi 500.000 dan mungkin baru mereda antara Juni dan Juli.
Menurut lansiran media, perkiraan itu dipersentasikan oleh pejabat pemerintah federal senior dalam rapat Minggu. Para pejabat sepakat bahwa negara bagian dengan penduduk terpadat mempunyai risiko tertentu dan infrastruktur kesehatan di negara bagian tidak cukup memadai untuk menanggulangi skenario serius saat ini.
Uttar Pradesh diperkirakan mengalami krisis harian sekitar 16.752 tempat tidur rumah sakit dengan pasokan oksigen medis, 3.061 tempat tidur ICU dan sedikitnya 1.538 ventilator.
Jumlah virus corona di India terus mengganas setiap harinya, lantaran pemerintah federal mengesampingkan pemberlakuan penguncian total untuk mencegah situasi memburuk.
Jumlah kasus COVID-19 India mencapai 16.960.172 pada Minggu (25/4) dengan 349.691 kasus baru tercatat dalam 24 jam terakhir. Minggu merupakan hari keempat secara berturut-turut India melaporkan kasus COVID-19 di atas angka 300.000 sehari. (kmb/balipost)