Ilustrasi. (BP/dok)

BANGLI, BALIPOST.com – Sebanyak 103 hektare lahan sawah di Kabupaten Bangli kesulitan air sejak dua tahun terakhir. Kondisi itu berimbas pada produksi beras.

Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Kabupaten Bangli I Wayan Sarma mengatakan 103 hektare lahan sawah yang kesulitan air itu ada di enam subak di wilayah Kelurahan Bebalang, Bangli. Kesulitan air dialami enam subak tersebut sejak 2019 lalu, akibat dampak rusaknya tanggul irigasi yang ada di wilayah hulu.

Imbasnya produksi beras berkurang. Disebutkan akibat kesulitan air di 103 hektare sawah tersebut, Bangli kehilangan 538 ton produksi beras tiap tahun.

Baca juga:  Skate Park Bangli akan Dijadikan Lokasi Kompetisi se-Asia Tenggara

Selain di enam subak di wilayah Bebalang tersebut, terdapat beberapa subak lainnya yang berpotensi mengalami kesulitan air saat musim kemarau. Musim kemarau, kata Sarma, biasanya terjadi mulai Juli hingga September.

Subak yang berpotensi alami kesulitan air itu tersebar di empat kecamatan. Untuk mengantisipasi adanya kerugian yang dialami petani saat musim kemarau nanti, Sarma mengaku pihaknya melalui penyuluh pertanian lapangan (PPL) sudah mulai mengingatkan petani untuk mengatur jadwal tanam. Saat kemarau, petani disarankan tidak tanam padi karena butuh air banyak. “Petani disarankan memilih komoditas yang tidak haus air. Apakah misalnya palawija, ketela rambat atau cabai,” ujarnya.

Baca juga:  Pelaku Ditangkap, Alasan Penebasan di Songan Terungkap

Disampaikannya, saat ini kondisi ketahanan pangan di Kabupaten Bangli masih terjaga. Meski produksi pangan khususnya beras di Bangli di bawah angka kebutuhan.

Produksi beras di Bangli hanya 13.694 ton sedangkan kebutuhan 22.383 ton sehingga minus 8.689 ton. Kekurangan beras masih bisa dipenuhi dengan suplai dan distribusi dari daerah lain.

Dalam upaya menjaga ketahanan pangan di Bangli pihaknya terus mendorong masyarakat untuk melakukan diversifikasi pangan. Dengan tidak hanya menggantungkan konsumsi pada beras.

Baca juga:  Ditinggal ke Sawah, Dapur Warga Hangus Terbakar

Namun memilih pilihan pangan non beras lainnya seperti ubi jalar, ketela pohon dan lainnya. Untuk meningkatkan penganekaragamanan pangan local, Dinas PKP juga akan menggalakan kembali edaran one day no rice yang dikeluarkan Bupati Bangli periode sebelumnya. (Dayu Swasrina/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *