BANGLI, BALIPOST.com – Kios kuliner di Pasar Loka Crana, Bangli kondisinya tak terawat. Kios yang sudah lama tak ditempati pedagang itu dibiarkan kotor.
Pantauan Rabu (28/4), sedikitnya ada 8 kios kuliner yang berjejer di lantai II sisi barat pasar Loka Crana. Semua kios terlihat tutup. Kondisi areal kios tampak kotor dan berdebu. Terutama pada lantainya. Bahkan lantai yang berkeramik putih terlihat menghitam lantaran kotor tertutup debu tebal.
Saat awal Pasar Loka Crana dioperasikan Pemkab Bangl 2019 lalu, sempat ada beberapa pedagang makanan yang menempati kios kuliner di sana. Namun tak lama kemudian, semua pedagang makanan memilih tutup.
Wayan Laksana salah satunya. Pedagang yang tinggal Bebalang itu mengaku sempat berjualan di kios kuliner pasar setempat. Kurang lebih tiga bulan. Sebelum adanya pandemi covid-19. Ia menempati kios itu dengan hanya membayar retribusi ke pemerintah. Karena sepi pembeli, ia pun akhirnya memilih menutup kiosnya. “Dulu saat awal-awal pasar beroperasi yang jualan di sana ada 3-4 pedagang makanan,” ungkapnya.
Tak hanya dirinya, pedagang lainnya pun lama-kelamaan kompak memilih tutup karena sepi pengunjung. Selain pedagang makanan, pedagang kain yang ada di bagian depan juga disebutnya banyak yang tidak berjualan.
Menurut Laksana agar pasar Loka Crana bisa bergairah, Pemkab Bangli perlu membantu dalam hal promosi. Selama dirinya berjualan kuliner di pasar itu, ia mengaku belum pernah merasakan ada promosi dari pemerintah. “Harapan pedagang ya dinas terkait bisa bantu promosi,” harapnya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bangli I Wayan Gunawan belum bisa dikonfirmasi terkait keberadaan dan kondisi kios kuliner di Pasar Loka Crana. Dihubungi nomor handphonenya tidak direspon.
Sebagaimana yang diketahui Pasar Loka Crana sudah mulai dioperasikan Pemkab Bangli sejak Agustus 2019. Dari puluhan kios yang disediakan bagi pedagang kain, sandal dan kuliner di pasar tersebut, yang tutup lumayan banyak. Sepinya pengunjung disebut menjadi penyebab banyaknya pedagang memilih menutup kiosnya.
Bagi sejumlah pedagang lainnya yang masih berjualan di sana, tutupnya kios-kios tersebut cukup berpengaruh terhadap minat pengunjung untuk datang ke Pasar Loka Crana. Karena banyak kios tutup, minat pengunjung ke Pasar tersebut menjadi sangat minim. Otomatis pedagang yang berjualan jadi sepi pembeli. Apalagi kios yang sering tutup lokasinya berada di depan dan tengah pasar.
Disperindag pernah mengaku akan membuat terobosan agar pasar itu bisa ramai pengunjung. Namun sampai sekarang belum pernah terlihat ada aksinya. (Dayu Rina/Balipost)