Doreen Vickers, 83 tahun, menunggu saat seorang tenaga kesehatan mengisi jarum suntik dengan dosis vaksis Oxford/AstraZeneca COVID-19 di Appleton Village Pharmacy, di tengah penyebaran penyakit virus corona (COVID-19), di Widnes, Inggris, Kamis (14/1/2021). (BP/Antara)

LONDON, BALIPOST.com – Menurut survai kepercayaan menyeluruh warga Inggris terhadap vaksinasi cukup tinggi. Namun demikian, sebulan terakhir antusias warga Inggris untuk melakukan vaksinasi luntur. Hal ini disebabkan tingginya kegelisahan warga soal kemungkinan kaitan vaksin dengan efek samping yang buruk.

Survei terhadap hampir 5.000 orang menunjukkan peningkatan signifikan pada proporsi yang menyebutkan mereka ingin sesegera mungkin divaksin COVID-19. Namun juga ditemukan bahwa hampir seperempat dari mereka yang kini ditanya yakin bahwa vaksin AstraZeneca menyebabkan pembekuan darah naik dari 13 persen bulan lalu.

Laporan tentang kemungkinan kaitan dengan pembekuan darah langka telah merusak kepercayaan terhadap vaksin AstraZeneca, yang dikembangkan bersama ilmuwan Universitas Oxford dan terlihat 76 persen ampuh mencegah gejala COVID.

Baca juga:  Desa Ini Siapkan Home Stay sebagai Tempat Karantina Mandiri

Belasan negara menghentikan sementara penggunaan vaksin AstraZeneca setelah ada laporan pembekuan darah yang digabungkan dengan kadar trombosit yang rendah pada segelintir penerima vaksin. Banyak negara yang kemudian melanjutkan penggunaan vaksin tersebut, namun dengan sejumlah pembatasan.

“Ketakutan akan pembekuan darah memengaruhi cara pandang sejumlah masyarakat (Inggris Raya) terhadap vaksin AstraZeneca, namun tidak mengurangi kepercayaan terhadap vaksin secara keseluruhan,” lata Bobby Duffy, Direktur Policy Institute di King’s College London yang juga memimpin riset tersebut, sebagaimana dikutip dari Kantor Berita Antara.

Baca juga:  Kedatangan PPLN Meningkat, Pengawasan Prokes Diperketat

“Faktanya, tren mengarah pada peningkatan komitmen untuk divaksin dan secepat peluncuran yang berjalan dengan sangat baik, tanpa adanya tanda masalah serius yang meluas,” katanya.

Badan Pengawas Obat Eropa (EMA) dan Badan Regulasi Obat dan Kesehatan Inggris (MHRA) telah meninjau keamanan vaksin tersebut setelah muncul laporan pembekuan darah. Menurutnya, tidak ada hubungan sebab akibat yang ditentukan, dan bahwa manfaat vaksin dalam mencegah COVID-19 jauh lebih besar ketimbang risikonya.

Survei dilakukan antara 1-16 April dan melibatkan 4.896 orang dewasa berusia 18-75 tahun di Inggris Raya. Survei itu dilakukan untuk menindaklanjuti riset pertama yang dilakukan tahun lalu untuk melacak bagaimana dan mengapa pandangan terhadap vaksin COVID-19 berubah.

Baca juga:  Dua Warga Kelurahan Ini Jadi Korban Jiwa COVID-19

Ditemukan bahwa 17 persen dari responden kini mengatakan bahwa jika mereka memiliki pilihan, mereka akan lebih memilih vaksin AstraZeneca – turun dari 24 persen menjelang akhir Maret.

Terdapat pula bahwa mayoritas dari mereka yang ditanya apakah vaksin tersebut menyebabkan pembekuan darah, kemungkinan besar mengatakan bahwa klaim tersebut salah, atau mereka tidak tahu apakah itu benar. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *