NEGARA, BALIPOST.com – Memasuki musim kemarau, sejumlah titik rawan krisis air bersih di Jembrana mulai diantisipasi. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana memetakannya untuk mengatasi dampak sosial.
Plt Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jembrana, I Komang Dhiyatmika, Kamis (29/4) mengatakan, BPBD telah menerima informasi prakiraan dari BMKG terkait musim kemarau dimulai bulan April ini. Salah satu yang perlu diantisipasi adalah terkait dampak sosial bagi warga krisis air bersih.
BPBD juga sudah mulai memetakan sejumlah titik-titik rawan bencana kekeringan. Di antaranya ada di Kecamatan Melaya dan Mendoyo. “Untuk daerah rawan kekeringan ada di Desa Warnasari dan Sari Kuning, Desa Tukadaya untuk di Kecamatan Melaya. Juga Desa Yehembang dan Penyaringan di Kecamatan Mendoyo,” kata Dhiyatmika.
Dari informasi BMKG, Jembrana memasuki musim kemarau mulai April 2021 dan puncaknya Agustus 2021. Antisipasi kekeringan itu, BPBD telah menyiapkan 6 buah tandon air dengan kapasitas masing-masing 2.000 liter untuk kebutuhan air warga.
Sedangkan untuk sarana pendistribusian air bersih, dalam situasi darurat, BPBD akan berkoordinasi dengan BPBD Provinsi untuk peminjaman mobil tangki air dan dengan Balai Sarana Pemukiman Kementrian PU.
Sementara itu, Kepala Satpol PP Jembrana, I Made Leo Agus Jaya juga telah menyiapkan kendaraan tangki air apabila memang sangat dibutuhkan. “Namun itu sifatnya darurat. Karena mobil tangki air kita itu diutamakan untuk memasok air mobil pemadam kebakaran,” tandasnya. (Surya Dharma/balipost)