Ilustrasi. (BP/tomik)

JAKARTA, BALIPOST.com – Keabaian masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan menimbulkan kluster baru di sejumlah daerah. Dalam sepekan terakhir, Kementerian Kesehatan melaporkan temuan kluster baru yang terjadi di sejumlah daerah di Indonesia.

Juru Bicara COVID-19 Siti Nadia Tarmizi dalam konferensi pers yang digelar secara virtual, Jumat (30/4), dikutip dari Kantor Berita Antara mengatakan pekan ini muncul berbagai kluster. Ada 5 yang cukup banyak menimbulkan kasus baru, yaitu perkantoran, buka puasa bersama, Tarawih di Banyumas, mudik di Pati dan takziah di Semarang.

Baca juga:  Mual Karena Maag? Atasi dengan Ini

Siti mengatakan kemunculan kluster baru sangat mengkhawatirkan sebab tingkat penyebaran virus yang bersifat masif. Jumlah warga yang positif terinfeksi COVID-19 meningkat dalam waktu singkat.

Dikatakan Siti, situasi itu bisa terjadi karena dalam waktu yang singkat terjadi interaksi tanpa menjalankan protokol kesehatan yang tepat. Ia menyebutkan terdapat tiga faktor utama pemicu kluster baru, di antaranya kelalaian masyarakat dalam melaksanakan protokol kesehatan. “Terutama saat melaksanakan ibadah Tarawih berjamaah,” katanya.

Baca juga:  Lakalantas di Tol, Vanessa Angel dan Suaminya Meninggal

Contohnya, seperti yang terjadi pada kluster di Banyumas, Jawa Tengah. Kemenkes melaporkan sebanyak 51 peserta Tarawih dinyatakan tertular COVID-19.

“Sebanyak 51 orang ini tertular saat Shalat Tarawih di dalam dua masjid yang berbeda dan terpapar COVID-19 setelah ada satu jamaah yang sudah positif tetap memutuskan shalat berjamaah,” katanya.

Siti Nadia berpesan agar kebijakan relaksasi yang diberikan pemerintah terhadap aktivitas ibadah tetap diiringi dengan kepatuhan terhadap protokol kesehatan secara ketat.

Baca juga:  Dinkes Boyolali Catat 21 Klaster Penularan

Faktor kedua, kata Siti Nadia, adalah aktivitas buka puasa bersama. “Pada prinsipnya makan dan berbicara pada saat makan bersama menjadi faktor yang sangat memungkinkan terjadinya penularan virus ini,” ujarnya.

Faktor ketiga, akibat adanya kluster lain termasuk perkantoran, takziah, hingga aktivitas mudik bersama.

“Tentunya kembali harus dilakukan dengan protokol kesehatan untuk kita mencegah terjadinya hal-hal yang tidak kita inginkan,” katanya. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *