DENPASAR, BALIPOST.com – Peserta demo sebelum melakukan aksinya mesti mengikuti rapid antigen. Hal ini juga diterapkan terhadap pengujuk rasa memperingati May Day dan Hari Pendidikan Nasional di Patung Catur Muka, Lapangan I Gusti Ngurah Made Agung (Puputan Badung), Denpasar, Minggu (2/5).
Kasubbag Humas Polresta Denpasar Iptu Ketut Sukadi, Senin (3/5) menyampaikan, jumlah peserta aksi 80 orang. Sedangkan yang bersedia di-rapid test 62 dan hasil non reaktif. “Ada 18 peserta demo menolak di-rapid,” ujarnya.
Sementara Kapolresta Denpasar Kombes Pol. Jansen Avitus Panjaitan mengharapkan mahasiswa diimbau di masa pandemi COVID-19 ini biar bisa lebih berempati dengan Bali. “Bagaimana Pemprov Bali, Polri, TNI dan seluruh elemen masyarakat bahu-membahu supaya angka Covid-19 di Bali benar-benar turun. Kalau ada demo-demo seperti ini kita khawatirkan munculnya klaster-klaster baru. Klaster penyebaran Covid-19,” tegasnya.
Seharusnya mereka berkaca dan belajar dari beberapa negara yang sudah ada peningkatan virus Corona. Komponen masyarakat Bali berharap tidak boleh ada peningkatan lagi. “Kita sedang bahu-membahu untuk meminimalisir bahkan menghilangkan COVID-19. Ini (demo) yang kita sesalkan, mahasiswa seolah tidak mau tahu hari libur,” tegasnya.
Menurut Jansen, harus disadari Covid-19 di Bali masih ada dan jangan main-main. Presiden Jokowi selalu mengingatkan dengan cara gotong royong agar mampu menekan atau menghilangkan COVID-19. “Jadi perlu kerja sama dari seluruh masyarakat. Jangan melakukan aksi-aksi yang akhirnya menimbulkan kerumunan, ini kan rawan,” ujar mantan Wadir Reskrimsus Polda Papua Barat ini. (Kerta Negara/balipost)