JAKARTA, BALIPOST.com – Alur vaksinasi COVID-19 akan dipersingkat. Sehingga diharapkan dapat mempersingkat waktu pelaksanaan penyuntikan vaksin.
“Kita sudah mengubah proses vaksinasi yang tadinya 4 meja menjadi 2 meja. Jadi tadi pagi sudah dilihat Bapak Presiden di Thamrin City dan Grand Indonesia tadinya 4 meja menjadi dua meja dan waktu tunggunya bisa 15 menit,” kata Menkes Budi Gunadi dalam konferensi pers di Kantor Presiden Jakarta, Senin (3/5).
Sebelumnya dalam proses vaksinasi ada empat meja yang harus didatangi oleh orang yang akan divaksin yaitu meja pertama adalah untuk verifikasi data dengan menunjukkan nomor tiket elektronik (e-ticket) dan/atau KTP. Petugas selanjutnya melakukan verifikasi di aplikasi Pcare Vaksinasi (pada komputer/laptop/HP) atau secara manual.
Meja kedua adalah pemeriksaan fisik sederhana meliputi suhu tubuh dan tekanan darah serta menanyakan kondisi penyerta (komorbid) orang yang akan divaksinasi.
Meja ketiga adalah penyuntikan vaksin di lengan sebelah kiri atau sesuai prinsip penyuntikan aman. Petugas lalu menuliskan nama sasaran, NIK, nama vaksin dan nomor batch vaksin pada memo untuk diberikan kepada petugas di meja 4.
Meja keempat adalah pencatatan hasil vaksinasi yaitu jenis vaksin dan nomor “batch” vaksin ke aplikasi. Petugas lalu memberikan kartu vaksinasi kepada peserta vaksinasi setelah melalui waktu 30 menit observasi.
“Alhamdulillah pada Jumat (30/4) akhir bulan kemarin kita sudah menembus 20 juta suntikan, dibandingkan dengan saat dimulai vaksinasi pada Januari 2021 untuk menembus 10 juta suntikan itu adalah sampai 26 Maret atau butuh waktu 2 bulan, sekarang dalam 1 bulan dengan segala keterbatasan kita tetap bisa menembus 10 juta suntikan atau sekitar 12,5 juta rakyat Indonesia sudah diberikan vaksinasi pertama,” tambah Budi dikutip dari Kantor Berita Antara.
Budi berharap untuk selanjutnya pemberian vaksin dapat dilakukan dengan lebih cepat lagi. “Dengan bantuan Bapak Presiden diharapkan bahwa bulan ini kita sudah kedatangan 3,8 juta vaksin AstraZeneca dari GAVI. Rencananya akan datang lagi 1,8 juta vaksin AstraZeneca yang gratis sehingga totalnya ada 5,6 juta dan Bio Farma akan memproduksi sekitar 18 juta vaksin Sinovac untuk bulan ini,” ungkap Budi.
Artinya menurut Budi Gunadi, bahan baku vaksin sudah cukup. “Bapak, Ibu segera melakukan vaksinasi karena itu selama mutasi varian virus Corona dari India, Afrika Selatan dan Inggris masih sedikit, saat ini adalah saat yang tepat untuk kita sesegera mungkin melakukan vaksinasi untuk melindungi diri kita dan keluarga kita. Tolong didorong vaksinasi walaupun puasa dan Lebaran karena memang sudah diizinkan,” tambah Budi Gunadi.
Sedangkan Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara yang sama mengatakan Kementerian Kesehatan akan menerbitkan Peraturan Menteri Kesehatan terkait harga vaksin Gotong Royong.
“Kemudian terkait jenis vaksinnya adalah vaksin Sinopharm yang sudah komitmen masuk (ke Indonesia) sejumlah 7 juta (dosis) dengan opsi 7,5 juta (dosis) Sinopharm yang sudah ‘signing’ ditargetkan sampai pada Juli, dan ada 5 juta (vaksin) CanSino yang sedang dalam proses,” ungkap Airlannga.
Indonesia diketahui sudah menerima 10 tahap pengiriman vaksin COVID-19 yaitu vaksin merek Sinovac, Sinopharm dan AstraZeneca. Baik yang berbentuk vaksin jadi atau pun bahan baku (bulk) yang diperoleh baik dari pembelian langsung maupun jalur multilateral lewat The Global Alliance for Vaccine and Immunization (GAVI).
Pemerintah menargetkan 181,5 juta warga negara Indonesia untuk mendapatkan vaksinasi Covid-19 guna mempercepat imunitas kelompok (herd immunity). Total vaksin dari jalur multilateral dan jalur bilateral yang sudah diterima Indonesia sampai dengan saat ini adalah berjumlah 67.465.600 dosis.
Sedangkan data vaksinasi dosis pertama baru dilakukan pada 12.457.164 orang. Untuk dosis kedua atau sudah menjalani vaksinasi lengkap sebanyak 7.678.485 juta orang. (kmb/balipost)