DENPASAR, BALIPOST.com – Varian Afrika Selatan (Afsel) dengan kode B.1.351 merupakan varian yang memiliki daya tular lebih cepat. Bahkan, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr. Ketut Suarjaya mengakui jika virus ini juga sangat berbahaya jika dibandingkan dengan virus yang sudah ada.
Berdasarkan laporan dari Kemenkes RI, lanjut Suarjaya, karena daya tularnya lebih cepat, maka virus corona varian Afrika Selatan ini juga akan menyebar lebih cepat di dalam tubuh pasien. Apalagi jika pasien yang terjangkit belum mendapat vaksinasi, sehingga pasien tidak memiliki kekebalan antibodi untuk melawan virus ini.
“Jika dibandingkan dengan virus yang sudah ada, varian Afrika Selatan ini memiliki daya tular yang lebih cepat, itulah yang membuat virus ini lebih berbahaya,” jelasnya, Kamis (6/5).
Untuk itu, pihaknya menyebutkan, vaksinasi sangat diperlukan. Karena hal ini sudah dibuktikan adanya pasien yang terpapar virus Corona varian Inggris saja bisa sembuh karena sudah dua kali vaksin.
Sebelumnya, Gubernur Bali, Wayan Koster, menyatakan telah ditemukan 2 pasien COVID-19 yang terinfeksi varian baru mutasi virus corona. ”Satu orang mengalami positif akibat penularan varian baru dari Afrika Selatan dengan kode B.1.351. Sedangkan satu orang positif akibat penularan varian baru dari Inggris dengan kode B.1.1.7,” ungkap Gubernur Koster, Selasa (4/5).
Satu kasus varian baru dari Afrika Selatan, telah dinyatakan meninggal di RS Sanglah. Pasien berasal dari Kabupaten Badung. Korban memang belum mengikuti program vaksinasi.
Sedangkan yang satu orang lagi yang dinyatakan positif Covid-19 dengan varian baru dari Inggris dinyatakan sembuh, dalam kondisi sehat dan sudah dipulangkan. Dia adalah warga Kota Denpasar. Yang bersangkutan, kebetulan telah mengikuti program vaksinasi sebanyak 2 kali. (Yudi Karnaedi/balipost)