Setyawan Santoso. (BP/Istimewa)

Oleh M. Setyawan Santoso

Pada 5 Mei, BPS Provinsi Bali mengumumkan bahwa pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan I tahun 2021 yang lalu menunjukkan angka negatif yaitu -9,8% (yoy). Angka ini sedikit membaik mengingat pada triwulan terakhir tahun 2019, kita sudah terkontraksi sebesar -12,2%.

Kita tak perlu berkecil hati dengan angka tersebut. Angka pertumbuhan ekonomi hasil perhitungan BPS bersumber dari 2 hal : (1). Kinerja perekonomian Bali triwulan I 2021 dan (2). Angka pembanding.

Kita akui memang tantangan yang datang pada triwulan I tahun 2021 tidak lebih ringan dibandingkan tahun lalu. Pandemi masih melanda sehingga memaksa kita menahan laju mobilitas sosial. Dunia usaha terasa berat dipaksa bergerak dalam kondisi penuh pembatasan.

Kebijakan pengendalian pandemi telah diterapkan dengan sangat hati-hati oleh pemerintah. Kebijakan persyaratan tes PCR pada akhir tahun dan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM Mikro) bukan saja membatasi kunjungan wisatawan nusantara ke Bali, tetapi juga membatasi mobilitas masyarakat di wilayah Bali.

Baca juga:  Cita-cita Sejak 15 Tahun Lalu, Sistem GPN Akhirnya Terealisasi

Kinerja perekonomian Bali pada triwulan I cukup tertekan. Sementara itu perhitungan tahunan (yoy) di dasarkan pada perbandingan nilai dari triwulan ini dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya yaitu triwulan I tahun 2020.

Ingat bahwa pandemi covid 19 dinyatakan masuk ke Indonesia tanggal 2 Maret 2020 sehingga kebijakan pembatasan mobilitas (PSBB) baru diterapkan pada akhir bulan tersebut. Artinya, kinerja triwulan I tahun 2020 di dukung oleh bulan Januari–Februari yang tumbuh cukup baik.

Kinerja yang ditahun 2021 dibandingkan dengan kinerja yang cukup baik di tahun 2020 menghasilkan angka negatif (kontraksi). Jadi sumber angka negatif adalah dari tingginya kinerja ekonomi tahun lalu.

Lantas kapan kita tumbuh tinggi lagi, atau setidaknya tumbuh positif. Saya yakin bahwa triwulan ini (II – 2021) kita akan tumbuh positif. Pada triwulan ini kita telah melakukan berbagai upaya membangunkan kembali pariwisata dari istirahatnya. Upaya mengendalikan covid dilakukan dengan memberikan vaksinasi kepada minimal 70 persen penduduk usia kerja berjalan dengan lancar.

Baca juga:  Pergub 99/2018 Pilar Pendapatan Petani Bali

Upaya promosi ala milenial melalui medsos dan pengembangan wisata alternatif akan menarik minat wisatawan nusantara ke Bali. Ketidak hadiran wisman telah digantikan dengan wisnus dan wisatawan lokal Bali.

Dari sendi sendi perekonomian, kita melakukan banyak melakukan strategi dan inovasi yang berbekal pengalaman yang kita alami sejak bulan April tahun 2020. Larangan berkerumun dan pembatasan jumlah orang dalam ruangan telah diatasi dengan cara work from home (WFH). Larangan pertemuan massa diatasi dengan pertemuan secara virtual.

Larangan berkunjung ke pasar dan mall diatasi dengan belanja secara online. Transaksi perdagangan di pasar berubah menjadi transaksi di market place. Transaksi pembayaran tunai berubah menjadi pembayaran dengan secara digital baik dengan transfer, dompet digital maupun dengan QRIS. Ini sebabnya transaksi dengan menggunakan e comerce meningkat sejak tahun 2021 baik secara nominal maupun secara nilai transaksi.

Baca juga:  2024, Sektor Properti Bali Tumbuh Signifikan

Kelihatannya sebagian besar aktifitas tidak berkurang intensitasnya, namun aktifitas tersebut berubah mekanisme pelaksanaannya. Bahkan diantara aktifitas tersebut ada yg justru meningkat seperti pertemuan secara virtual yang bisa diikuti hingga ratusan orang. Rapat kerja yang biasanya dibatasi pada jam kantor kini bisa dilakukan hingga larut malam.

Belanja di mall dan pasar dapat berubah menjadi belanja online dengan cakupan hingga ke luar daerah atau bahkan dari luar negri. Kesimpulannya, kinerja perekonomian pada triwulan ini cukup baik.

Di samping itu, pada triwulan ini, angka pembandingnya adalah triwulan II tahun 2020 dimana kita sudah mulai merasakan pandemi. Dengan demikian maka pertumbuhan triwulan II tahun 2021 dipastikan lebih baik lagi. Angka yang lebih baik ini dibandingkan dengan kinerja tahun 2020 yang cukup rendah dipastikan akan menghasilkan selisih positif. Artinya, pertumbuhan ekonomi triwulan ini dipastikan positif.

Penulis pengamat ekonomi, Deputi Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali.

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *