Tangkapan layar Menteri Luar Negeri, Retno Marsurdi saat memberik keterangan kedatangan vaksin AstraZeneca, Sabtu (8/5). (BP/iah)

DENPASAR, BALIPOST.com – Indonesia kembali menerima vaksin COVID-19 AstraZeneca yang merupakan bagian dari COVAX Facility. Vaksin batch ketiga ini tiba di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Sabtu (8/5).

Dalam keterangan pers virtual di kanal YouTube Sekretariat Presiden dipantau dari Denpasar, Menteri Luar Negeri, Retno Marsurdi mengatakan Indonesia kembali menerima vaksin dari jalur multilateral COVAX Facility. “Pada hari ini kita patut bersyukur Indonesia dapat kembali menerima batch ketiga vaksin dari jalur multilateral dari COVAX Facility,”  katanya.

Menlu mengatakan jumlah vaksin AstraZeneca dalam bentuk jadi yang tiba Sabtu sebanyak 1.389.600 dosis. Sebelumnya pada Kamis 6 Mei 2021, juga telah tiba sebesar 55.300 dosis vaksin AstraZeneca.

“Dengan demikian jumlah vaksin batch ketiga minggu ini dari COVAX Facility sebesar 1.444.900 dosis vaksin jadi AstraZeneca,” jelas Menlu.

Menlu menyampaikan total vaksin AstraZeneca dari jalur multilateral yang telah sampai di Indonesia sebesar 6.410.500 dosis vaksin jadi. Sedangkan secara keseluruhan, jika dihitung seluruh vaksin COVID-19 yang telah diamankan Indonesia sejak awal hingga hari ini berjumlah 75.910.500 dosis vaksin.

Baca juga:  Kasus COVID-19 Baru di Bali Makin Landai, Nihil Tambahan Korban Jiwa

Rinciannya yakni, vaksin Sinovac sebanyak 68.500.000 dosis, AstraZeneca dari COVAX Facility 6.410.500 dosis, dan vaksin Sinopharm sebesar 1 juta dosis.

Menlu mengatakan Indonesia sangat memahami upaya untuk memenuhi komitmen kesetaraan akses vaksin bagi semua negara tidak mudah.

Menurutnya, usaha keras terus dilakukan COVAX Facility yang didukung lembaga GAVI, WHO, CEPI dan bermitra dengan UNICEF, bagi pemenuhan vaksin setara bagi semua negara.

“Kita mengapresiasi upaya tersebut. Sejak awal pandemi secara konsisten Indonesia terus menyuarakan akses vaksin setara bagi semua. Indonesia juga mendukung penghapusan paten vaksin COVID-19 guna mendorong kapasitas produksi dunia terhadap vaksin,” jelas Menlu.

Baca juga:  Dari Luhut Tegaskan Sanksi bagi Kepala Daerah hingga Bali Lakukan PPKM Darurat

Pada 17 Mei 2021 mendatang, Menlu Retno bersama Menteri Kesehatan Etiophia, dan Menteri Pembangunan Internasional Kanada akan memimpin pertemuan COVAX AMC Engagement Group. “Bersama dengan Menkes Ethiopia dan Menteri Pembangunan Kanada, saya akan memimpin pertemuan COVAX Engagement Group tersebut,” ungkapnya.

Ia juga menyebutkan bahwa saat ini jumlah kasus global sudah melampui 157 juta kasus. Dengan kematian lebih dari 3,2 juta orang.

Dari laporan mingguan WHO, di minggu lalu sampai 2 Mei, disebutkan jumlah kasus global dalam 2 minggu terakhir melebihi jumlah kasus selama 6 bulan pertama pandemi. Jumlahnya sangat tinggi dengan lebih dari 5,7 juta kasus per minggunya. “Kawasan Asia Tenggara yang dalam terminologi WHO, termasuk India, Bangladesh, Srilanka, Thailand, Maldives, Timor Leste, Myanmar, dan Bhutan mengalami kenaikan kasus tertinggi mencapai 19 persen dilihat dari kurun waktu seminggu sampai 2 Mei 2021. Dengan kenaikan kasus baru, maka jumlah kasus di Asia Tenggara merupakan 47 persen dari kasus baru dunia selama kurun waktu tetsebut,” ungkapnya.

Baca juga:  Datangi Tempat Menginap Raja Salman, Kanjeng Ratu Diamankan

Ia menambahkan kenaikan cukup tinggi terutama terjadi di India. Dalam kesempatan itu, ia menegaskan kondisi ini penting menjadi pengingat bahwa oenyebaran virus ini masih terjadi di mana-mana. “Kita harus terus waspada, setiap dari kita, dapat menjadi bagian dari ikhtiar untuk mencegah peningkatan penyebaran COVID-19. Caranya, dengan menyukseskan ikhtiar vaksinasi yang dilakukan pemerintah dan tidak kalah pentingnya terus patuhi protokol kesehatan. Jangan pernah kendor, mematuhi protokol kesehatan bukan saja untuk melindungi diri kita sendiri namun juga melindungi orang-orang sekitar kita yang kita cintai,” ajaknya. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *