Tangkapan layar Budi Gunadi Sadikin dalam Webinar Pekan Imunisasi Dunia yang disiarkan kanal YouTube Kementerian Kesehatan RI, Sabtu (8/5). (BP/iah)

DENPASAR, BALIPOST.com – Jumlah kasus COVID-19 baru pada Sabtu (8/5), mengalami penurunan dari hari sebelumnya. Namun, jumlahnya masih di atas 6.000 orang.

Pasien sembuh bertambah lebih sedikit dari jumlah kasus baru. Tambahan pasien sembuh ada di bawah 5.500 orang.

Korban jiwa juga masih bertambah. Jumlah yang dilaporkan lebih sedikit dibandingkan dengan sehari sebelumnya. Ada di atas 150 orang.

Data dari Satgas Penanganan COVID-19 Nasional, terjadi penambahan 6.130 orang. Kumulatifnya menjadi 1.709.762 orang.

Hari ini juga terdapat pasien yang sembuh sebanyak 5.494 orang. Total pasien sembuh menjadi 1.563.917 orang (91,5 persen).

Sementara itu untuk pasien terkonfirmasi positif COVID-19 yang meninggal jumlahnya mencapai 179 orang. Sehingga kumulatifnya menjadi 46.842 orang (2,7 persen).

Baca juga:  Cerita Dubes UEA Disuntik Vaksin COVID-19

Jumlah pasien COVID-19 yang masih dirawat mencapai 99.003 orang (5,8 persen). Selain itu, masih terdapat 86.552 suspek.

Sebaran COVID-19 telah menjangkit 34 provinsi di Tanah Air. Mencakup 510 kabupaten dan kota.

Penanganan COVID-19 di Indonesia terus diupayakan dengan melakukan tindakan pencegahan, salah satunya vaksinasi. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menilai vaksinasi bisa menekan biaya kesehatan yang bisa saja meledak karena harus mendapatkan perawatan dan pengobatan intensif akibat gejala yang ditimbulkan dari suatu virus.

“Saya sangat mendukung program vaksinasi sebagai salah satu program utama di sektor promotif dan preventif, di luar program lainnya seperti skrining atau gerakan masyarakat menjaga hidup sehat,” ujar Menkes dalam webinar Pekan Imunisasi Dunia yang disiarkan kanal YouTube Kementerian Kesehatan RI, Sabtu (8/5).

Baca juga:  Sejak Lima Tahun, Denpasar Nihil Kasus Rabies

Menurutnya, biaya kesehatan di dunia terus tumbuh lebih besar daripada pertumbuhan ekonominya. Hal itu terjadi karena banyak biaya kesehatan yang dialokasikan untuk sektor kuratif (pengobatan).

Sementara data-data yang ada di Kemenkes, lebih dari 80 persen anggaran dialokasikan ke sektor kuratif dan BPJS Kesehatan termasuk di dalamnya.

Ia mencontohkan dalam perawatan pasien COVID-19, masyarakat yang dirawat dan diberikan obat-obatan bisa menghabiskan biaya jutaan bahkan ratusan juta untuk yang bergejala berat. Sedangkan jika dari awal dilakukan langkah promotif dan preventif, biaya yang dikeluarkan tidak akan sebesar itu.

Baca juga:  Presiden Sebut Aksi Teror di Surabaya Tindakan Biadab, Perintahkan Diberantas Hingga Akarnya

Gerakan masyarakat lain yang masuk kategori promotif dan preventif seperti kebiasaan hidup sehat, dinilai akan mampu menekan biaya kesehatan di sektor kuratif. “Untuk preventif kita alokasikan untuk membeli vitamin C, vitamin B, masker, atau alat olahraga. Saya rasa tidak sampai satu juta sebulan kita habiskan untuk alokasi biaya kalau kita fokusnya ke preventif dalam menghadapi COVID-19,” kata dia.

Maka dari itu sebagai langkah preventif, Menkes mendukung vaksinasi sebagai salah satu program utamanya. Vaksinasi COVID-19 akan meringankan gejala yang ditimbulkan jika terpapar virus tersebut sehingga angka perawatan intensif bisa ditekan. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *