BEIJING, BALIPOST.com – Puing-puing roket terbesar China sesuai dengan prakiraan masuk ke atmosfer bumi, Minggu (9/5). Puing roket China yang diluncurkan pekan itu disebut Pusat Pelacakan Eropa dan AS, kemungkinan tidak akan menghantam Amerika Serikat.
Kementerian luar negeri China mengatakan pada Jumat (7/5) bahwa sebagian besar puing akan terbakar saat masuk kembali ke atmosfer. Jadi sangat tidak mungkin menyebabkan kerusakan.
Dikutip dari Kantor Berita Antara, puing itu jatuh ke bumi di perairan Samudra Hindia. Sebagian besar komponennya hancur saat masuk kembali ke atmosfer, menurut media pemerintah China.
Onderdil roket Long March 5B masuk kembali ke atmosfer pada pukul 10:24 waktu Beijing (02.24 GMT) dan mendarat di lokasi dengan koordinat di bujur 72,47 derajat timur dan lintang 2,65 derajat utara. Demikian disebut Media Pemerintah China mengutip pernyataan Kantor Rekayasa Teknik China Manned Space.
Koordinat tersebut menunjukkan titik jatuhnya puing roket di lautan di suatu tempat di barat daya India dan Sri Lanka. Sebagian besar puing terbakar di atmosfer, katanya.
Sebelumnya, militer AS mengatakan bahwa apa yang disebutnya benda masuk kembali ke atmosfer dengan tidak terkendali dan telah dilacak oleh Komando Luar Angkasa AS.
Komando Luar Angkasa AS memperkirakan masuk kembali ke atmosfer akan terjadi pada 02.11 GMT pada Minggu, plus atau minus satu jam, sementara Center for Orbital Reentry and Debris Studies (CORDS) di Aerospace Corporation, pusat penelitian dan pengembangan yang berfokus pada ruang angkasa yang didanai pemerintah AS, memperbarui prediksinya untuk dua jam di kedua sisi 03.02 GMT dengan roket kembali memasuki Pasifik.
Pengawasan dan Pelacakan Luar Angkasa UE (EU SST) mengatakan prediksi terbaru untuk waktu masuknya kembali badan roket Long March 5B adalah 139 menit di kedua sisi pukul 02.32 GMT pada Minggu.
EU SST mengatakan probabilitas statistik dari dampak landasan di daerah berpenduduk “rendah”, tetapi mencatat bahwa sifat objek yang tidak terkendali membuat prediksi tidak pasti.
Space-Track, yang melaporan data yang dikumpulkan oleh Komando Luar Angkasa AS, memperkirakan puing-puing tersebut akan masuk kembali ke Cekungan Mediterania.
Ahli astrofisika yang berbasis di Harvard, Jonathan McDowell, mengatakan di Twitter bahwa Amerika Serikat diyakini aman dari dampak potensial. Tetapi prediksi baru-baru ini masih melacaknya dari Kosta Rika hingga Australia dan Selandia Baru.
Melaju dengan kecepatan sekitar 4,8 mil per detik, perbedaan hanya satu menit dalam waktu masuk kembali berarti perbedaan ratusan mil di darat. “Ini sulit untuk diprediksi dan bukan pengukuran yang tepat,” tulis Space-Track di Twitter. (kmb/balipost)