SEMARAPURA, BALIPOST.com – Warga terus berupaya untuk bangkit menghadapi pandemi COVID-19. Mereka melakukan apa saja yang bisa perlahan menghidupkan ekonomi masyarakat.
Seperti warga Desa Batununggul, Kecamatan Nusa Penida. Mereka diajarkan pembuatan dupa.
Warga terjun langsung dalam proses pembuatannya, setelah dua kali mendapat pelatihan dalam wadah PKK Desa. Perbekel Desa Batununggul, I Ketut Sulatra saat ditemui di Kantornya, Selasa (11/5) mengatakan program pemberdayaan ini dipilih karena melihat dupa sebagai kebutuhan dasar masyarakat yang mayoritas Hindu.
Ia menyebut, potensinya selama ini di Nusa Penida sangat besar. Namun, pasokannya masih mengandalkan dari Bali Daratan.
“Kami ingin berdayakan masyarakat. Pandemi membawa situasi sulit. Tetapi, kita juga harus tetap berusaha. Kebetulan, di tengah pandemi, kebutuhan dupa tetap tinggi. Jadi ini peluangnya,” katanya.
Sulatra menegaskan, setelah terproduksi, rencananya dupa hasil produksi PKK Desa Batununggul akan dikelola oleh BUMDes Batununggul. Untuk selanjutnya dipasarkan kepada masyarakat Desa Batununggul.
Satu kilo dupa ini dihargai Rp 30 ribu, berlaku pada semua aroma. Sementara khusus yang aroma herbal dihargai Rp 32 ribu. “Produksi bulan lalu sudah terjual habis. Kami melakukan kerjasama dengan pedagang di Desa Batununggul. Ini memperlihatkan antusias masyarakat cukup tinggi. Dari hasil tersebut, produksi ditingkatkan lagi, merambah pasar yang lebih luas di luar desa,” katanya.
Guna memperluas pemasaran hasil produksinya, Sulatra mengatakan akan menggarap kerja sama dengan BUMDes lain yang ada di Nusa Penida. Dengan demikian, dia berharap usaha ini dapat menghidupkan kembali ekonomi warga secara perlahan, sambil menunggu situasi Nusa Penida kembali pulih dari pandemi COVID-19. (Bagiarta/balipost)