Airlangga Hartarto. (BP/Dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – Vaksinasi COVID-19 gencar dilakukan Indonesia dengan harapan bisa mengungkit perekonomian dan menekan laju penularan dan kesakitan dari COVID-19. Di Bali, vaksinasi dengan menyasar pada 3 zona hijau kawasan wisata dan mencapai “herd immunity” dilakukan secara massif agar bisa membuka kembali pariwisata internasional lewat gelembung perjalanan (travel bubble).

Bahkan, Bali dijadwalkan membuka border pariwisatanya lewat skema travel bubble pada Juni- Juli. Salah satu negara yang diharapkan bisa melakukan kerjasama travel bubble ini adalah Singapura.

Namun, rencana ini agaknya masih sekedar wacana. Sebab, perkembangan penyebaran COVID-19 di dunia masih mengalami peningkatan.

Menteri Koordinator Perekonomian yang juga Ketua Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Airlangga Hartarto mengatakan bahwa ke depannya untuk memulihkan sektor transportasi dan tempat wisata, dengan adanya vaksinasi, dibuat program yang sering disebut travel bubble. “Namun, diketahui ada pembalikkan penyebaran COVID-19, terutama dengan kasus COVID-19 di India,” ujarnya.

Baca juga:  Bumil Melahirkan di Pos Ojek Tukadmungga

Disebutkannya dalam diskusi “Antisipasi Mobilitas Masyarakat dan Pencegahan Lonjakan Kasus COVID-19 Pasca-libur Lebaran dipantau dari Denpasar, Sabtu (15/5), beberapa negara melakukan lockdown kembali. “Seperti misalnya di Singapura, mereka akan melakukan lockdown selama 1 bulan,” ucapnya.

Ia pun mengingatkan bahwa masih ada ancaman di sekitar Indonesia. “Sehingga di sekitar kita masih ada ancaman daripada strain dari India. Oleh karena itu, kita tetap waspada, bagaimana kita bisa mengungkit ekonomi, namun tetap menjaga kewaspadaan terhadap secondary impact dari COVID-19 yang berasal dari India,” tegasnya.

Baca juga:  Meski Penanganan Menunjukkan Arah Penurunan, PPKM Tetap Diperpanjang

Dikutip dari AFP, Singapura, Jumat (14/5), mengumumkan larangan makan di tempat dan memotong jumlah orang yang diizinkan ada dalam kelompok menjadi dua orang. Keputusan ini diambil Singapura seiring adanya lonjakan kasus COVID-19 di negara itu.

Pemberlakuan lokcdown akan berlangsung mulai 16 Mei hingga 13 Juni. Mulai Minggu (16/5), ukuran kelompok di tempat umum atau ketika mengunjungi rumah akan dibatasi untuk dua orang. Turun dari yang saat ini diperbolehkan, yakni lima orang.

Makan di restoran akan dilarang, dan semua karyawan yang bisa bekerja dari rumah harus melakukannya, kata pejabat dalam konferensi pers.

Baca juga:  Sembuh dari COVID-19, Menhub Budi Karya Sudah Mulai Kerja

Langkah-langkah tersebut, yang akan diberlakukan hingga 13 Juni, serupa dengan yang diberlakukan selama penguncian sebagian tahun lalu. Saat itu ekonomi mengalami resesi terburuk yang pernah terjadi.

Sebelumnya, setelah “lockdown” parsial dan pengujian ketat serta pelacakan kontak, COVID-19 hampir menghilang di negara kota itu. Bahkan, pihak berwenang melaporkan hampir tidak ada penularan lokal dalam beberapa bulan terakhir.

Tetapi selama beberapa minggu terakhir kasus telah meningkat. Pejabat mengumumkan beberapa kluster baru,  termasuk di bandara yang terdiri dari 46 kasus. Sebagian besar merupakan orang-orang yang bekerja di sana. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *