AMLAPURA, BALIPOST.com – Cabor rugby masih tergolong baru di Karangasem. Bahkan, program latihan perdana baru sekali digelar di Lapangan Yoana Wijaya, Amlapura, pada Sabtu (15/5). Kendati demikian, cabor rugby cukup diminati generasi muda yang berasal dari Bebandem dan Penaban.
Ketua Umum Pengkab Persatuan Rugby Union Indonesia (PRUI) Karangasem Nengah Sudana Wiryawan, menyatakan, latihan perdana ditangani pelatih Wira Ditta Lokantara. “Saya bersyukur ternyata anak-anak antusias mengikuti program latihan rugby ini,” ucapnya di Amlapura, Senin (17/5).
Dikemukakan, pihaknya menyusun jadwal dua kali dalam sepekan. Kenyataannya, para pemain yang berlatih baru disuguhkan teori dasar, tetapi mereka ketagihan ingin berlatih lagi dengan teknik yang lebih tinggi lagi. “Meskipun tim rugby putra Karangasem baru terbentuk, tetapi kami memberanikan diri mengikuti kejuaraan seri se-Bali di Tabanan, pada Juni nanti,” tuturnya.
Menurut dia, ke depan selain membentuk tim rugby putra, Karangasem juga harus memiliki tim rugby putri. Caranya, Sudana berkoordinasi dengan SMP dan SMA/SMK yang memiliki siswa-siswi berminat menekuni olahraga rugby ini. Selain itu, pihaknya juga siap menampung atlet cabor lain yang prestasinya sudah mentok.
“Kalau ada atlet cabor lain, namun sulit untuk mencetak prestasi di level Bali, kami juga siap menampung atlet untuk putar haluan menekuni rugby,” ungkap dia. Diakuinya, olahraga rugby pernah ditekuni masyarakat Karangasem. Hal itu terbukti, Karangasem memiliki dua pelatih, yakni Putu Risma dan Gede Dwi Suastrawan.
Sudana menegaskan, dirinya akan serius mengembangkan rugby di ujung Timur kabupaten di Pulau Bali ini. Bahkan, dirinya melibatkan para guru olahraga untuk menjadi pengurus Pengkab PRUI Karangasem. “Untuk satu tim rugby diperlukan tujuh pemain, sedangkan pada latihan perdana sudah melibatkan 12 pemain,” kata dia.
Ke-12 pemain yang berlatih adalah Kadek Sudiarta, Gede Agus Darmana, Putu Eka Putra, Komang Tri Premana Y, Gede Ary Radhitya, Kadek Anggan Sudiada, Komang Putu Widya S, Erik, Sukranata, Aditya, Kadek Andre Satria Dwitama, serta Gede Indra Satria Wibawa. (Daniel Fajry/Balipost)
