Albertha Dwi Setyorini dan Ari Yuniarso. (BP/Istimewa)

Oleh Albertha Dwi Setyorini, Ari Yuniarso

Dalam era revolusi industri 4.0 saat ini, transformasi ke arah digitalisasi adalah proses yang sedang berlangsung di industri logistik. Sepanjang waktu, teknologi inovatif dan baru terus dikembangkan salah satunya untuk merampingkan penyampaian produk ke pelanggan secepat mungkin. Penggunaan serangkaian kecanggihan teknologi di ekosistem logistik untuk melaksanakan suatu sistem produksi dan distribusi yang lebih efisien, dan inilah yang disebut Logistik 4.0.

Logistik merupakan aliran barang atau jasa mulai dari sumber (point of origin) sampai tujuan (point of consumption) yang meliputi proses perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian aliran yang efisien dan efektif dari barang atau jasa dan informasi terkait dari titik asal hingga titik penggunaan untuk memenuhi keperluan pelanggan. Fokus logistik adalah aliran barang atau jasa dengan tujuan menyediakan barang dengan jumlah yang tepat, waktu yang tepat, lokasi dan biaya.

Kegiatan utama logistik adalah pengadaan, penyimpanan, persediaan, pengangkutan, pergudangan pengemasan, keamanan, sera penanganan barang dan jasa. Baik dalam bentuk baku, hingga barang jadi.

Logistik 4.0 merupakan integrasi logistik dan inovasi digital dengan penggunaan information and commuication of technology (ICT) yang didukung oleh cyber-physical system (CPS). CPS adalah sistem fisik dan rekayasa yang operasinya dapat dimonitor dan dikoordinasikan. Kata kunci dari logistik 4.0 ialah digitalisasi, Internet of Things (IOT) dan Internet of Service (IOS), Internet of People (IOP), automation, real time, dan artificial intelligence.

Industri 4.0 di sektor logistik adalah pemanfaatan analisa cerdas untuk meningkatkan efisiensi dengan menggunakan algoritma dalam jumlah besar (intelligent), optimalisasi penggunaan teknologi sebagai basis dalam pengambilan keputusan (optimize) dan pembagian beban kerja yang dibagi secara cerdas, baik dalam kegiatan operasional ataupun saat terjadi gangguan IT (shared capacity). Selain itu, sistem yang digunakan bisa memberikan gambaran detail setiap proses yang dijalankan (visibility), otomasi melalui pemanfaatan teknologi IoT (automation), serta memberikan dukungan terhadap kontrol finansial melalui konsep supply chain control tower (financial).

Baca juga:  Perspektif Guru di Tahun Politik

Teknologi ini memungkinkan entitas komunikasi dalam lingkungan Industri 4.0 untuk bertautan satu sama lain dan memanfaatkan data dari produsen selama siklus kehidupan sistem tanpa dibatasi oleh sekat perusahaan dan negara. Semua pihak yang terkait dapat memperoleh informasi dan data yang relevan setiap saat sehingga dapat mengetahui dengan lebih pasti perkembangan yang terjadi dalam pasokan, pengolahan dan pengangkutan sebagai basis perencanaan, pengelolaan dan evaluasi usaha.

Perkembangan logistik 4.0 di Indonesia masih belum signifikan maju di antara negara lainnya, dikarenakan masih banyak cara-cara konvensional yang dilakukan oleh pemain logistik. Hal ini berbanding terbalik dengan kebutuhan transportasi yang meningkat seiring globalisasi dalam rantai pasokan serta pertumbuhan e-commerce.

Pandemi Covid-19 mau tidak mau membuat semua lini bisnis harus memanfaatkan teknologi digital. Tak terkecuali distribusi dan logistik bermuatan besar. Perusahaan harus mengadopsi teknologi, baik pengguna jasa maupun pemilik armada untuk mendapatkan efisiensi, kemudahan, dan kecepatan serta transparansi layanan.

Penggunaan teknologi dalam platform digital logistik sangat penting mengingat kebutuhan konsumen yang kian tinggi dan kebutuhan yang cepat aman dan akurat. Selain itu biaya logistik Indonesia yang masih kalah dengan negara tetangga juga mendorong logistik Indonesia bergerak ke platform digital.

Digitalisasi sudah menjadi suatu kebutuhan dalam industri logistik dan transportasi. Dalam industri logistik, penggunaan sistem digital harus terintegrasi dalam seluruh aktivitas. Mulai dari pergudangan, trucking pelabuhan dan transportasi pelayaran, industri hulu sampai ke hilir. Hal ini juga sekaligus mengantisipasi pertumbuhan keperluan logistik di Indonesia yang mulai beralih ke era digitalisasi dan Revolusi Industri 4.0.

Baca juga:  Era Revolusi Industri 4.0, PT Maksimalkan Pembelajaran Daring

Perusahaan dalam kategori industri logistik telah menggunakan aplikasi yang bisa menangani kinerja rantai pasokan atau supply chain. Aplikasi tersebut memanfaatkan teknologi informasi berbasis internet dan komputer.

Hadirnya berbagai teknologi telah mengubah cara manusia dalam melaksanakan banyak pekerjaan, banyak dari kegiatan tersebut yang dapat diselesaikan melalui teknologi digital menggunakan komputer dan smartphone yang terkoneksi dengan internet untuk mempercepat proses dan menghemat sumber daya. Revolusi industri 4.0 telah membawa beberapa manfaat yang jelas dan relevan untuk meningkatkan fleksibilitas, mutu, efisiensi, dan produktivitas. Revolusi ini tentunya memungkinkan kustomisasi massal bagi perusahaan untuk memenuhi permintaan pelanggan, menciptakan nilai melalui pengenalan produk secara terus menerus, dan memberikan layanan.

Perusahaan-perusahaan secara khusus akan menghadapi data dengan jumlah yang sangat besar yang dihasilkan oleh berbagai perangkat yang saling terhubung. Dengan demikian, perusahaan harus mencari cara yang lebih efektif untuk menyimpan, melacak, menganalisis, dan memahami besarnya data yang akan dihasilkan nantinya. Revolusi industri 4.0 ikut mempengaruhi proses dalam manajemen rantai pasok atau Supply Chain Management (SCM) untuk memaksimalkan kepuasan pelanggan. Selain itu, perusahaan akan terbantu karena dapat mewujudkan manfaat kompetitif yang berkelanjutan.

Dengan adanya revolusi industri 4.0, saat ini banyak perusahaan dari berbagai pejuru dunia mulai menerapkan digitalisasi dalam aktifitas logistik mereka. Konsep digitalisasi logistik adalah memungkinkan transparansi sepanjang waktu dari pemasok ke pelanggan atau dengan kata lain harus adanya transparansi disepanjang rantai pasokan.

Selain itu, logistik harus mendapatkan visi yang lebih besar untuk memenuhi persyaratan industri 4.0 secara berkelanjutan dalam hal menggunakan teknologi yang tepat dan meningkatkan integrasi vertikal dan horizontal di antara mitra rantai pasokan. Digital transformation menjadi satu konsep yang akan memegang peranan penting dalam mengatasi permasalahan di lini industri logistik dan supply chain di Indonesia.

Baca juga:  Mengelola Peluang Perekrutan CPNS

Era digital transformasi ini memungkinkan proses-proses manajemen bisnis, dari customer relationship management, order management, hingga logistik terintegrasi pada satu sistem. Konsep ini juga berlaku untuk integrasi sistem di lini supply chain hingga logistic infrastructure. Proses digitalisasi ini harus dimulai dari top-down atau pendekatan dari tingkat manajemen hingga ke bawah.

Mulai dari transformasi proses model bisnis hingga kultur perusahaan atau bisnis. Konsep digital transformation ini harus bisa menciptakan proses optimasi dan efisiensi bisnis, value baru di customer experience, hingga valuasi bisnis yang baru , seperti pengiriman pada hari yang sama (same-day delivery) kepada konsumen, adopsi teknologi dan otomasi digital seperti penggunaan teknologi Artificial Intelligent (AI) dalam layanan logistik, seperti penggunaan machine learning dalam layanan pelanggan, optimalisasi rute pengiriman, dan bisa digunakan untuk melacak kondisi pengiriman barang melalui pengenalan gambar atau bahkan memprediksi fluktuasi volume pengiriman barang pada waktu tertentu.

Digital transformation pada industri logistik memungkinkan perusahaan untuk memenuhi keinginan pelanggan, mengatasi tantangan di sisi pasokan, dan meningkatkan efisiensi. Digitalisasi akan membawa Logistik 4.0, menjadi lebih cepat, lebih fleksibel, pengiriman yang lebih akurat, dan lebih efisien serta dalam rangka mewujudkan kinerja perusahaan yang semakin kompetitif, berkelanjutan dan senantiasa mempersiapkan antisipasi terhadap berbagai perubahan dimasa depan.

Dari semua paparan di atas, teknologi seharusnya dapat memberikan banyak keuntungan dalam pemanfaatannya di sektor logistik, baik bagi perusahaan maupun para konsumen atau pelanggan, terkait pengelolaan rantai pasokan dan pendistribusiannya.

Sekarang, keputusan ada di tangan para pelaku bisnis dalam menentukan langkahnya menuju transformasi digital.

Penulis Mahasiswa Program Doktor, Konsentrasi Service Management, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Trisakti

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *