DENPASAR, BALIPOST.com – Tercatat tiga orang mengajukan diri menjadi waketum Asprov PSSI Bali, masa bakti 2021-2025. Mereka adalah I Gusti Ngurah Anom Jaksa Saputra, Gede Made Anom Prenatha dan Wayan Artanayasa. Pemilihan waketum ini berpeluang dilakukan selama dua putaran, sebab salah seorang yang terpilih syaratnya harus meraup suara 50 persen plus 1.
Wakil Ketua Komite Pemilihan (KP) Kadek Suastana, di Denpasar, Selasa (18/5) menerangkan, total pemilik suara (voter) 33 suara. “Jika para kandidat tidak mencapai 50 persen suara plus 1, maka putaran kedua dilakukan mempertarungkan dua calon peraih suara terbanyak,” ungkap Kadek Suastana.
Hal itu dilakukan berdasarkan Statuta PSSI. Sementara, sisanya dua calon waketum lagi harus bertarung lagi, guna memperebutkan kursi anggota executive committee (exco). “Total exco ini akan dihuni tujuh personil. Mereka terdiri atas ketua Asprov yang otomatis ketua exco, kemudian waketum Asprov yang juga wakil ketua exco, ditambah 5 anggota exco,” papar dia.
Ia menyebutkan, kelima pelamar anggota exco adalah Putu Sugi Darmawan, IGA Putu Nuaba, Made Pakris, Ketut Sukadana, serta Wery Sulasmyati. “Berdasarkan Statuta PSSI, Wery dipastikan lolos karena merupakan satu-satunya figur wanita,” terangnya.
Kadek Suastana menegaskan, agenda pemilihan ketua Asprov merupakan kongres pemilihan yang penyelenggaraannya di saat pandemi covid-19 ini, wajib mematuhi protokol kesehatan. Ia mencontohkan, bagi peserta saat konfirmasi kalau datanya sudah valid, maka diberikan tanda pengenal.
Selanjutnya, mereka harus rapid test antigen sebelum memasuki ruangan. “Ruangan harus steril yang hanya dihadiri 33 voter, para kandidat dan exco, Komite Pemilihan (KP), serta undangan yang jumlahnya diperkirakan mencapai 50 personil. “Kami sudah melayangkan surat kepada PSSI Pusat, tetapi hingga kini belum diketahui delegasi yang akan datang pada kongres pemilihan, Minggu (23/5) nanti,” tuturnya.
Selain ruangan bagi para peserta, kata dia, panitia juga menyediakan satu ruangan khusus untuk wartawan yang meliput, sehingga terpisah dari ruangan kongres. “Bagi wartawan peliput cukup menyaksikan jalannya pemilihan melalui monitor, sebab pemilihan akan langsung direkam,” ucapnya. (Daniel Fajry/Balipost)