JAKARTA, BALIPOST.com – Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang melakukan aksi teror di Papua dipastikan terus dikejar aparat keamanan. Hal tersebut ditegaskan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD. Aparat keamanan mulai dari TNI-Polri hingga Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dikerahkan untuk melakukan pengejaran KKB.
“Aparat keamanan akan terus mengejar dan melumpuhkan para pelaku teror untuk melindungi masyarakat agar merasa aman dari tindakan teror yang dilakukan oleh kelompok kecil tersebut,” kata Mahfud dikutip dari kantor berita Antara, Rabu (18/5).
Menurut Mahfud, tindakan-tindakan yang dilakukan aparat keamanan jugalah harus cepat, tegas, dan terukur. Menurut dia, sampai saat ini tindakan itu suda baik. “Tentu saja diminta melakukan tindakan cepat, tegas, dan terukur yang sejauh ini sebenarnya sudah dilaksanakan cukup baik oleh TNI-Polri, BIN serta aparat terkait seperti BNPT,” paparnya.
Mahfud mengklaim penanganan konflik Papua saat ini sudah alami peningkatan. Salah satunya setelah ditetapkannya Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) menjadi kelompok teroris. “Setelah ditetapkan KKB sebagai kelompok teroris, aparat keamanan berusaha dan cukup berhasil saat ini memisahkan antara masyarakat sipil dan para pelaku teror jadi tugasnya memisahkan yang pokok. Jadi, sudah ada peningkatan keberhasilan,” jelas Mahfud.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini tak menampik, sejak pemerintah menetapkan KKB sebagai kelompok teroris, beberapa kontak senjata masih terus dilakukan para pelaku teror. Seperti pada 27 April 2021, kontak senjata di Ilaga menyebabkan satu prajurit Brimob gugur, dua lainnya luka-luka. Tetapi, terdapat lima teroris yang tewas.
Kemudian pada 13 Mei terjadi kontak senjata di Ilaga Kabupaten Puncak, satu anggota teroris KKB tewas. Lalu pada 16 Mei terjadi kontak senjata di Ilaga, dua anggota teroris tewas dan satu orang kabur dalam keadaan luka.
Terakhir, 18 Mei terjadi penyerangan terhadap dua anggota TNI hingga gugur saat melakukan pengamanan di Yahukimo dan pada hari yang sama terjadi kontak senjata di Pegunungan Bintang yang mengakibatkan 4 prajurit luka.
Peristiwa penyerangan terhadap dua prajurit TNI yang baru berlangsung itu menunjukkan bahwa kelompok teroris masih melakukan aksi kekerasan sebagaimana sebelumnya dilakukan terhadap warga sipil serta merusak fasilitas publik. “Ini kejahatan teroris, warga sipil sasarannya, merusak fasilitas publik, dan objek vital,” tegas Mahfud.
Pemerintah mengaku terus berupaya menumpas kelompok teroris yang melakukan aksi kekerasan di Papua maupun kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang muncul kembali. “Kelompok tersebut semakin terdesak kelompok kita dan sekali lagi pengejaran untuk menyelamatkan rakyat,” katanya. (Kmb/Balipost)