SEMARAPURA, BALIPOST.com – SMPN 1 Banjarangkan menerapkan PTM (Pembelajaran Tatap Muka) dalam pelaksanaan ujian akhir semester bagi siswa kelas VII dan kelas VIII. Namun, PTM ini tetap digelar dengan sistem daring. Artinya, siswa datang ke sekolah, namun pengerjaan soal-soal ujiannya tetap menggunakan perangkat HP atau laptop.
Kepala SMPN 1 Banjarangkan Nengah Suradnya, ditemui di Kantor Dinas Pendidikan Klungkung, Jumat (21/5) mengatakan sistem PTM mode daring ini sebelumnya sudah mulai diterapkan sejak pelaksanaan ujian akhir semester untuk kelas IX. Kemudian berlanjut kepada siswa kelas VII dan kelas VIII. Total ada sebanyak 784 siswa, dimana 294 di antaranya siswa kelas IX.
Penerapan PTM mode daring ini, dikatakan sudah direncanakan cukup lama. Agar persiapannya matang karena menyangkut kesehatan dan keselamatan siswa. PTM mode daring diterapkan, mempertimbangkan kondisi psikologis siswa, agar mereka tetap bisa sekolah dengan catatan menerapkan prokes ketat. “Satu kelas dibatasi hanya 15 siswa,” terang Suradnya.
Pelaksanaan ujian akhir semester genap untuk kelas VII dilaksanakan dari 17-21 Mei. Sedangkan untuk kelas VIII dari 24-29 Mei. Setiap siswa datang ke kelas, lengkap dengan perangkat HP nya. Sementara bagi yang tidak membawa HP sekolah menyediakan laptop di lab sekolah. Jadi dalam satu ruangan dengan 15 siswa, mereka mengerjakan soal-soal ujian lewat HP/Laptop, diawasi oleh para guru.
“Selesai mengerjakan soal pun mereka tidak boleh keluar. Harus tetap di kelas. Tidak boleh ke kantin. Kalau yang sakit bisa mengerjakan dari rumah, tetapi tetap daring. Selesai ujian langsung dijemput orangtuanya untuk menghindari terjadinya kerumunan. Kalau jemputan belum datang, siswa itu akan dibawa ke ruangan khusus dan diawasi ketat oleh guru agar tidak berkeliaran di sekolah,” tegas Suradnya.
Keterlambatan para orangtua siswa menjemput anaknya menjadi kendala tersendiri. Sehingga, pihak sekolah membuat grup WA khusus orangtua, agar mereka tahu jam berapa anaknya pulang sekolah. Menurutnya, PTM mode daring sejauh ini berjalan cukup lancar. Para orangtua dan siswa juga sangat mendukung. Terutama siswa, dimana psikologis mereka lama tidak ke sekolah menjadi terobati.
Melihat hasil pelaksanaannya ini, ia mengaku belum berani akan menerapkannya secara total dalam kegiatan belajar mengajar pada tahun ajaran baru nanti. Suradnya mengaku harus berkoordinasi lebih lanjut dengan Dinas Pendidikan. Menurutnya, sistem PTM mode daring ini menjadi jalan tengah yang aman. Siswa bisa tetap ke sekolah dengan jumlah terbatas. Bisa bersosialisasi, bertemu dengan guru-guru dan kegiatan biasa di sekolah lainnya.
Sementara untuk belajar tetap menggunakan sistem daring. Kepala Dinas Pendidikan Klungkung Ketut Sujana, mengatakan setelah SMPN 1 Banjarangkan, rencananya sistem serupa juga akan diterapkan di SMPN 3 Dawan. Demikian juga untuk SDN 1 Tojan dan SDN 2 Tojan. Total ada 22 SMP dan 136 SD di Klungkung. Bagaimana penerapannya secara keseluruhan nanti, Sujana menegaskan akan kembali berkoordinasi lebih lanjut dengan Bupati Klungkung Nyoman Suwirta. (Bagiarta/Balipost)