Kabareskrim Polri Komjen Pol Agus Andrianto. (BP/Antara)

JAKARTA, BALIPOST.com – Dugaan kebocoran 279 juta data pribadi warga negara Indonesia (WNI) tengah dilakukan penyidikan oleh Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri melalui Direktorat Tindak Pidana Siber atau Dirtipidsiber. Kabareskrim Polri Komjen Pol Agus Adriansyah saat dikonfirmasi, di Jakarta, Minggu (23/5), mengatakan dirinya telah memerintah Dirtipidsiber untuk melidik dugaan kebocoran data WNI tersebut.

“Sejak isu bergulir saya sudah perintahkan Dirtipidsiber untuk melakukan lidik hal tersebut,” ungkap Agus dikutip dari Kantor Berita Antara.

Baca juga:  40 WNI dan 1 WNA Sudah Tiba Dengan Selamat di Amman, Yordania

Menurut Agus, saat ini pihaknya tengah menyiapkan administrasi penyidikan (Mindik) sebagai dasar hukum anggotanya melaksanakan tugas di lapangan. “Sedang dipersiapkan administrasi penyidikan untuk legalitas pelaksana anggota di lapangan,” ujarnya.

Selain itu, lanjut Agus, upaya penelusuri kebocoran data pribadi WNI tersebut juga dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika, BPJS Kesehatan, serta Direktorat Jenderal Dukcapil, Kemendagri. “Saat ini dari Kominfo, Kependudukan dan BPJS sedang mendalami hal kebocoran tersebut,” katanya.

Baca juga:  6.800 Ton Beras Bulog Busuk, Semua Pihak Harus Diperiksa

Sementara itu, Direktur Tindak Pidana Siber Brigjen Pol Slamet Uliadi menyebutkan akan meminta klarifikasi Direktur BPJS Kesehatan terkait kebocoran data tersebut. “Saya panggil klarifikasi Senin (24/5) Dirut BPJS Kesehatan,” kata Slamet.

Belakangan ini publik kembali menerima kabar kebocoran data pribadi. Sebanyak 1.000.002 data pribadi yang kemungkinan adalah data dari Badan Penyelengara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan diunggah (upload) di internet.

Akun bernama Kotz memberikan akses download (unduh) secara gratis untuk file sebesar 240 megabite (Mb) yang berisi 1.000.002 data pribadi masyarakat Indonesia. File tersebut dibagikan sejak 12 Mei 2021.

Baca juga:  Polri Gelar Tiga Operasi Pengamanan Pemilu 2024

Bahkan, dalam sepekan ini ramai menjadi perhatian publik. Akun tersebut mengklaim mempunyai lebih dari 270 juta data lainnya yang dijual seharga 6.000 dolar Amerika Serikat. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *