Pura Agung Besakih. (BP/Dokumen)

JAKARTA, BALIPOST.com – Penataan kawasan suci Pura Agung Besakih akan segera dimulai. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengungkapkan rencana pelaksanaan ground breaking hingga target penyelesaiannya.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangan tertulis, Minggu (23/5), dikutip dari Kantor Berita Antara mengatakan pihaknya mempersiapkan pemulihan pariwisata dan meningkatkan kenyamanan wisatawan. “Dalam tatanan normal baru untuk hidup berdamai dengan pandemi COVID-19, pemerintah meyakini bahwa sektor ekonomi utama yang dapat rebound dengan cepat adalah pariwisata,” katanya.

Menurut dia, pekerjaan ini merupakan kolaborasi antara Pemerintah Provinsi Bali dan pemerintah pusat, karena Pura Besakih adalah aset nasional. Kawasan ini merupakan kawasan cagar budaya di Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali.

Baca juga:  690 Siswa Masih Belajar di Pengungsian Rendang

Penataan kawasan kompleks pura yang terletak di Desa Besakih tersebut merupakan tindak lanjut dari usulan Pemerintah Provinsi Bali yang disampaikan ke Presiden Joko Widodo. Selain pembiayaan melalui APBD, penataan kawasan Pura Besakih juga dibiayai melalui APBN untuk pembangunan gedung parkir mobil dan bus serta pekerjaan kawasan, dan bangunan kios area Bencingah dengan total biaya Rp514,2 miliar.

Kegiatan konstruksi fisik akan dilaksanakan secara multiyears kontrak mulai 2021. Targetnya diharapkan dapat dimanfaatkan pada Maret 2022, sebagai fasilitas pendukung untuk upacara tawur labuh gentuh dan mrebu gumi di Pura Agung Besakih.

Kegiatan penataan kawasan Pura Besakih diharapkan dapat meningkatkan kenyamanan umat untuk beribadah sekaligus kenyamanan wisatawan yang berkunjung. Mengingat upacara ini melibatkan masyarakat Hindu se-Bali.

Baca juga:  IBTK Pura Besakih, Pendakian Gunung Agung Ditutup

Gedung parkir ini dibangun bertingkat ke bawah empat lantai dengan luas total 55.201 meter persegi. Sesuai rencana, gedung parkir ini akan menampung 1.369 mobil, 61 bus sedang dan lima bus besar.

Gedung parkir ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang muncul pada saat upacara peribadatan atau pada masa puncak kedatangan wisatawan yang berdampak pada kemacetan akibat banyaknya kendaraan umum maupun pribadi yang datang. Kemacetan yang terjadi pada lokasi eksisting untuk menuju atau meninggalkan kawasan Pura Besakih dapat mencapai puluhan kilometer.

Baca juga:  Kekeringan Meluas di Karangasem

Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Diana Kusumastuti mengatakan tidak hanya tempat ibadah kaum Muslim, tetapi juga Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu yang menjadi perhatian dari Kementerian PUPR. “Rencana pembangunan penataan kawasan suci Pura Besakih ini akan dilakukan selama dua tahun dari 2021 hingga 2022 dengan metode design and build. Ground breaking akan dilakukan pada pertengahan tahun 2021 ini,” ujar Diana.

Sementara itu Direktur Bina Penataan Bangunan Ditjen Cipta Karya Boby Ali Azhari mengatakan proses perencanaan hingga pelaksanaan akan menggunakan building information modelling (BIM). “Penggunaan BIM untuk memudahkan apabila ada perubahan-perubahan yang terjadi,” kata Boby. (kmb/balipost)

BAGIKAN

1 KOMENTAR

  1. saya hanya bisa berharap, semoga kenyamanan umat yg beribadah lebih diutamakan dari pada wisatawan yg datang unt menonton peribadatan… apabila sebaliknya maka inilah titik awal kehancuran Hindu Bali..

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *